ABSTRAK Fenomena roleplay sebagai bentuk sebuah identitas fantasi seseorang, yang tengah populer di kalangan pengguna twitter telah menimbulkan berbagai macam faktor yang mempengaruhi melencengnya perilaku roleplayer dalam memposting di twitter. Hal tersebut dapat diketahui pada interaksi sosial yang mereka lakukan. Sebab melalui pengamatan pada interaksi sosialnya dapat terkuak alasan kekeliruan yang dilakukan roleplayer pada saat dia menjadi pelaku roleplay dan pada saat dia menjadi dirinya sendiri di kehidupan nyata. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah CMC (Computer Mediated Communication) atau yang lebih dikenal dengan Komunikasi Antarpribadi Bermedia Internet dan Teori Interaksi Sosial. Sedangkan untuk metodenya menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan kehidupan sosial dan interaksi sosial yang tidak berjalan lancar juga memiliki keterkaitan dengan pada saat mereka melakukan roleplay. Hal-hal seperti kurangnya perhatian serta kasih sayang, kurang tereksplorenya kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik pada orang-orang sekitar seperti keluarga, teman, dan tetangga juga menyebabkan mereka melenceng melakukan roleplay. Roleplay merupakan sebuah identitas fantasi yang mereka bangun sebagai bentuk escape from reality. Daya tarik yang menjadikan roleplay dan siapa saja yang mereka temui saat melakukan roleplay adalah sebagai bentuk pelampiasan hal yang tidak dapat mereka lakukan di kehidupan nyata. Mereka menyadari bahwa perilaku yang mereka lakukan adalah salah, namun sebagian telah survive untuk mengurangi kesalahan tersebut. Tapi sebagian juga hal itu cuma menjadi niat dan belum terealisasikan.


Deskripsi Lain

Roleplay phenomenon as a form of a person\'s fantasy identity, which is popular among twitter users has led to various factors that affect misconduct roleplayer behavior in posting on twitter. It can be known on the social interaction that they did. Because through observation on social interaction can revealed the reason for the mistake made roleplayer when he became a roleplayer and at the time he became himself in real life. The method used in this research is CMC (Computer Mediated Communication) or better known as Interpersonal Communication Internet and Social Interaction Theory. While for the method use qualitative with descriptive approach. The results showed that social life and social interaction that did not run smoothly also have relevance to when they do roleplay. Things like lack of attention and affection, lack of exploration of the ability to communicate well to people around like family, friends, and neighbors are also cause them to stray roleplay. Roleplay is a fantasy identity that they build as a form of escape from reality. The appeal makes roleplay and anyone they encounter while doing roleplay is as a form of impingement that they can not do in real life. They realize that their behavior is wrong, but some have survived to reduce the error. But some of them just become intentions and not yet realized.

• ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA DI MEDIA SOSIAL DAN MEDIA MASSA
• KOMUNIKASI KELUARGA BERMEDIASI(STUDI KASUS TERHADAP KELUARGA YANG TERPISAH BERKOMUNIKASI MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL)
• Instagram Sebagai Media Promosi Pariwisata Kabupaten Bangkalan
• Penggunaan Media Sosial Remaja Tunarungu (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Remaja Tunarungu di Yayasan Samudera Lavender Kabupaten Bangkalan).
• IDENTITAS FANTASI ROLEPLAYER DI MEDIA SOSIAL (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Identitas Fantasi Roleplayer di Twitter)