Anda belum Log-in!
Silahkan Log in
Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Sabtu , 10 May 2025
Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
di-posting oleh imam pada 2020-08-05 09:29:59 • 470 klik
MITIGASI BENCANA ABRASI DI PANTAI GLAGAH KULONPROGO
disusun oleh YOHANA KUSUMA WARDANI
Subyek: | MITIGASI BENCANA ABRASI |
Kata Kunci: | MITIGASI BENCANA ABRASI |
[ Anotasi Abstrak ]
Indonesia merupakan negara yang memiliki pantai terpanjang setelah Kanada dengan panjang 81.000 kilometer dan banyak diantaranya yang menjadi pusat keramaian, seperti permukiman, perkotaan dan pusat-pusat pariwisata. Pembangunan berbagai fasilitas di wilayah pesisir terus berlangsung, khususnya di kota-kota pantai dan pusat wisata pantai. Ancaman bencana yang sering terjadi di wilayah pesisir, selain ancaman yang bersifat tiba-tiba seperti gempabumi, tsunami, gelombang pasang dan lainnya, juga terdapat ancaman secara perlahan namun pasti yaitu abrasi pantai.Banyak tempat-tempat wisata pesisir dan kota pantai yang terancam oleh bencana abrasi (Wisyanto,2019). Wilayah pesisir merupakan wilayah yang paling rentan terkena dampak perubahan iklim. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki potensi alam yang sangat indah termasuk wilayah pesisir (Sanjoto et.al,2016). Kawasan pesisir seringkali digunakan sebagai tempat aktifitas manusia seperti pendirian tempat budidaya, penambatan, pariwisata, penebangan hutan mangrove, penambangan pasir, serta fenomena tingginya gelombang, dan pasang surut air laut menimbulkan dampak terjadinya abrasi atau erosi pantai. Abrasi merupakan suatu peristiwa mundurnya garis pantai pada wilayah pesisir pantai yang rentan terhadap aktivitas yang terjadi di daratan maupun di laut. Oleh sebab itu mitigasi perlu dilakukan pada wilayah pesisir tersebut. Mitigasi bencana dapat diartikan sebagai upaya sistemik untuk mengurangi risiko bencana baik secara struktural maupun non struktural. Mitigasi struktural meliputi upaya fisik yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, antara lain sistem peringatan dini, pembangunan pemecah ombak, peredam abrasi, penahan sedimentasi (groin), pembangunan pemukiman panggung, relokasi permukiman dan re-mangrovisasi (Ruswandi, 2008). Mitigasi non struktural meliputi upaya non fisik untuk mengurangi risiko bencana, seperti pembuatan peraturan perundangan terkait, norma standar prosedur manual (NSPM), dan sosialisasi upaya mitigasi bencana serta menyusun standard operational procedure (SOP) penyelamatan diri maupun massal. Pantai Glagah terletak di Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Glagah berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian selatan, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman di bagian utara, Kabupaten Bantul di bagian timur dan Kabupaten Purworejo di bagian barat. Kejadian abrasi yang mengakibatkan jalan penghubung antara Pantai Glagah dan Congot yang rusak tergerus gelombang pada tahun 2018 dan break water di Pantai Glagah miring di tahun 2019 menjadikan peneliti ingin mengetahui mitigasi yang tepat dan efektif untuk pantai tersebut. Keberadaan bandar udara baru di dekat Pantai Glagah juga menjadi faktor apakah berdampak terhadap bandar udara tersebut.
Tanggal tercipta | : 2020-05-18 |
Jenis(Tipe) | : Text |
Bahasa | : Indonesia |
Pengenal(Identifier) | : TRUNOJOYO-KP-170341100013 |
No Koleksi | : 170341100013 |



Tidak ada !

- ANALISIS ABRASI PANTAI DI PERAIRAN PADEMAWU KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN
- STRUKTUR EKOSISTEM DAN ESTIMASI STOK KARBON PADA VEGETASI MANGROVE DI PULAU PALIAT KABUPATEN SUMENEP
- Pengembangan Media Pembelajaran Pencegahan Abrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SD Negeri Telang 1
- REKLAMASI TERHADAP TANAH HAK MILIK KARENA ABRASI DI PESISIR DESA MACAJAH KECAMATAN TANJUNGBUMI
- PENERAPAN MITIGASI BENCANA MENGGUNAKAN MODEL INTEGRATED SCIENCE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
