Anda belum Log-in!
Silahkan Log in

Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Sabtu , 20 April 2024

Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

TRUNOJOYO » KP&PKL » Manajemen Sumberdaya Perairan
di-posting oleh imam pada 2021-11-16 08:50:21  •  1239 klik

KANDUNGAN KESADAHAN (HARDNESS) PADA TAMBAK UDANG (Litopenaeus Vannamei) DI TRAINING CENTER DAN LABORATORIUM CENTRAL PROTEINA PRIMA PAITON, PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
disusun oleh WASIQATUS SYARIFAH

SubyekKANDUNGAN KESADAHAN (HARDNESS)
TAMBAK UDANG
Kata KunciKANDUNGAN KESADAHAN (HARDNESS)
TAMBAK UDANG

[ Anotasi Abstrak ]

Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang diekspor dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan Erlando et.al.(2015) yang menyatakan bahwa udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah salah satu jenis udang yang permintaannya cukup tinggi baik di dalam maupun luar negeri. Keberadaan udang vaname di Indonesia, tidak asing lagi karena keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh udang vaname telah berhasil merebut simpati para pembudidaya. Pembudidayaan udang vaname bertujuan untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan ekonomi masyarakat (Supito,2017). Subyakto et al.(2008) juga menambahkan pernyataannya bahwa pada Tahun 2001, udang vaname secara resmi diperkenalkan pada masyarakat pembudidaya setelah menurunnya produksi udang windu karena berbagai masalah yang dihadapi baik masalah teknis maupun non-teknis. Kendala teknis pada budidaya udang meliputi metode tambak yang tidak sesuai, kincir air yang tidak sesuai dengan luasan tambak dan padat tebar udang (Purnamasari et.al.,2017). Pakan dan padat tebar juga tergolong pada kendala teknis budidaya. Pakan menjadi sumber nutrisi pada udang yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan secara optimal (Panjaitan et.al 2014 dalam Purnamasari et.al.,2017) sedangkan kincir air berperan dalam pemasok oksigen dan teraduknya bahan organik pada air tambak. Kegiatan budidaya harus memperhatikan padat tebar udang yang di tebar pada tambak. Padat tebar sangat penting untuk menetukan jumlah benur yang akan di tebar dan luas tambak yang digunakan (Purnamasari et.al.,2017). Permasalahan non-teknis juga hal yang perlu di perhatikan dalam budidaya. Terlepas dari keduanya (teknis dan non-teknis) merupakan saling terhubung dan saling mempengaruhi antar satu sama lain. Permasalahan non teknis antara lain mengenai sumber air yang digunakan terkontaminasi, cuaca yang tidak stabil, penyakit yang mengganggu pertumbuhan udang (Ali dan Waluyo,2015). Hal tersebut sebab akibat dari kualitas air pada air tambak yang tidak normal. Aziz, (2008) menyatakan bahwa Salinitas, pH, DO, intensitas cahaya merupakan faktor kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hidup udang. Dapat di artikan bahwa faktor kondisi lingkungan berperan penting dalam menyokong keberlangsungan hidup udang. Penyakit, hama dan stress juga menjadi ancaman untuk keberlangsungan hidup udang. Penyakit dan stress merupakan faktor biologi yang penyebabnya tidak lepas dari keberadaan kualitas air yang buruk dan berlebih(Van Wyk dan Scarpa, (1999) dalam Adipu (2019). Kasus yang diungkap Ghufron et.al (2017) yang sering dijumpai oleh pembudidaya adalah kompetitor udang dalam hal pakan, oksigen terlarut (DO), dan ruang gerak yaitu kepiting. Kepiting juga menjadi agen pembawa penyakit seperti WSSV. WSSV (White Spot Syndrome Virus) menurut Yanti et.al, (2017) merupakan penyakit pada karapas udang yang disebabkan oleh virus WSSV yang mengakibatkan udang mengalami kematian hingga 100%. Hal ini juga tidak terlepas dari faktor keberadaan parameter kimia yang dijadikan nutrisi untuk pertumbuhan virus tersebut. Kelebihan ataupun kekurangan bahan kimia sangat mempengaruhi kondisi perairan budidaya karena dapat bersifat toksik pada udang. Udang akan sering mengalami proses molting pada saat berumur 2 bulan dan pada saat itu, kebutuhan Calsium (Ca) dan Phosphor (P) dapat diperoleh dari sumber makanannya atau lingkungan(Restar et.al 2019). Molting dan imunitas udang terhadap penyakit ada keterkaitannya dengan kesadahan oleh keberadaan kalsium (Ca2+). Rosvita et.al, (2019) menyatakan bahwa kesadahan merupakan parameter kimia yang pada dasarnya ditentukan oleh keberadaan kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+). Kesadahan penting untuk dianalisa karena kesadahan penting untuk kesuburan kualitas air dalam tambak. Cholik et.al dalam Ramdiani (2014) menyatakan Pembudidaya juga harus mengetahui nilai kesadahan agar mudah dalam menentukan dosis kapur yang akan digunakan untuk meningkatkan kesuburan tambak. disamping itu, Sitanggang dan Listia (2016) berpendapat bahwa kesadahan juga berfungsi sebagai penyangga (buffer) terhadap pH air tambak. Manfaat ketersediaan calcium yang memadai akan membuat proses molting berlangsung cepat dan lancar. Hal ini di setujui oleh Yulihartini et.al., (2016) yang menytakan bahwa peranan calcium sangat dominan dalam proses pengerasan dam pembentukan kulit udang setelah molting. Sitanggang dan Listia (2019) menegaskan bahwa kondisi normal ataupun tidak normalnya kualitas air budidaya yang salah satunya adalah kesadahan akan berakibat pada proses pertumbuhan udang, aktivitas, nafsu makan, proses molting, serta imunitas udang terhadap penyakit. Templeton dalam Ramdiani (2014) menyatakan bahwa tingkat kesadahan yang tinggi akan mengakibatkan toksisitas melalui ion logam tertentu. Hal ini didukung dengan pernyataan Ali dan Waluyo (2015) yang menyebutkan dalam penelitiannya bahwa umumnya udang mudah terserang penyakit pada saat udang dalam keadaan molting, saat nafsu makan dan daya renang udang menurun. (Effendi (2003) menyatakan bahwa air sadah dalam suhu tinggi akan menyisakan deposit yang akan mengganggu pernafasan udang. Selain itu, air sadah yang tinggi akan menyebabkan udang akan kesulitan untuk melakukan molting . hal ini di perkuat dengan pernyataan Adegboye dalam Erlando (2015) yang menyatakan bahwa kadar calsium yang rendah akan menyulitkan untuk pembentukan cangkang, Sedangkan kadar calsium yang tinggi juga menyulitkan proses pergantian kulit. Petambak dalam mengatasi kesadahan yang rendah dengan memberikan penambahan kapur, dolomit dan sodium bikarbonat (NaHCO3) serta akan menambah konsentrasi air tawar apabila terjadi kesadahan yang terlalu tinggi namun ini jarang terjadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Boyd (1982) yang menyatakan bahwa dengan penambahan kapur atau dolomit akan menaikan kadar pH. Selain itu menurut Zaidy, (2007) menyatakan bahwa dengan penambahan kapur akan meningkatkan jumlah udang yang molting dan mempertahankan kekerasan kulit udang. Supono, (2019) menyatakan bahwa penambahan sodium bikarbonat dapat meningkatkan nilai kesadahan dan bereaksi lebih cepat dibandingkan kapur. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan deposit yang diatasi dengan penambahan air tawar karena bersifat hard water maka dari itu, perlu dilakukan pengenceran (Effendi, 2003) Kesadahan perlu di analisa dikarenakan kesadahan merupakan gambaran garam-garam kalsium dan magnesium yang penting untuk kesuburan kualitas air suatu tambak (Sitanggang dan Listia, 2016). selain itu, Yulihartini et.al., (2016) menyatakan bahwa kesadahan dibutuhkan dalam proses molting udang. Training Center dan Laboratorium (Central Proteina Prima atau biasa dikenal dengan TC dan Lab. CPP Paiton merupakan tempat training dan laboratorium yang memengang peranan penting dalam menganalisa kualitas air di beberapa tambak yang tersebar di probolinggo dan sekitarnya. Laboratorium ini memproritaskan analisa bahan kimia yang terdapat pada tambak udang. Maka dari itu, perlu dilakukannya analisa kesadahan karena dapat membantu memberikan informasi kepada petambak untuk kesuburan tambak udangnya.

Kontributor: Abdus Salam Junaedi, S.Si. M.Si
Tanggal tercipta: 2021-08-05
Jenis(Tipe): Text
Bahasa: Indonesia
Pengenal(Identifier): TRUNOJOYO-KP-180351100017
No Koleksi: 180351100017


 Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)

 File PDF  1. TRUNOJOYO-KP-22607-180351100017-Wasiqotus Syarifah--Laporan PKL.pdf - 757 KB


 Dokumen sejenis...

     Tidak ada !

 Dokumen yang bertautan...





 Kembali ke Daftar