Perairan Pantai Tiga Warna yang terletak di Kabupaten Malang memiliki potensi ekowisata bahari yang cukup tinggi meliputi keindahan dan keanekaragaman sumberdaya alam pada lokasi tersebut. Ekowisata bahari snorkeling merupakan salah satu sektor yang sedang dikembangkan oleh yayasan bhakti alam sendangbiru. Perairan pantai Tiga Warna memiliki ekosistem terumbu karang yang cukup tinggi dan beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak aktifitas snorkeling terhadap kerusakan terumbu karang di pantai tiga warna dan menganalisa pola perilaku pengunjung saat melakukan snorkeling. Penelitian ini menggunakan metode Underwater Photo Transect (UPT) dengan 3 kali periode pengamatan. Analisa data dilakukan dengan perhitungan jumlah persen tutupan terumbu karang, pola perilaku wisatawan saat snorkeling dan dampak wisata bahari (DWB). Penelitian ini mendapatkan hasil yaitu nilai persentase tutupan terumbu karang sebesar 40,66% pada area snorkeling dan 30,33 pada area kontrol. Selama waktu 3 minggu pengamatan terjadi penurunan total karang sebesar 1,74% yang tergolong rusak ringan dimana kerusakan sebagian besar terjadi pada karang jenis Acropora Digitate dan pada Coral Submassive. Analisa pola perilaku wisatawan snorkeling paling banyak dilakukan adalah menginjak karang. Analisa Dampak Wisata Bahari (DWB) snorkeling di Pantai Tiga Warna selama 3 minggu pengamatan masuk dalam kategori rendah yaitu 0,2 hingga 0,316%. Faktor sedikitnya nilai dampak wisata bahari snorkeling ini diduga karena pendeknya jangka waktu penelitian yaitu hanya selama 3 minggu dan kemampuan karang jenis Acropora dalam melakukan regenerasi yang lebih cepat dibanding terumbu karang jenis lain.


Deskripsi Lain

Tiga Warna Beach, located in Malang Regency, has a fairly high potential for marine ecotourism including the beauty and diversity of natural resources in that location. Snorkeling marine ecotourism is one sector that is being developed by the Sendangbiru Bhakti Alam Foundation. Tiga Warna coastal waters have a fairly high and diverse coral reef ecosystem. This study aims to determine the impact of snorkeling activities on the damage to coral reefs at Tiga Warna Beach and analyze the behavior patterns of visitors when snorkeling. This study used the Underwater Photo Transect (UPT) method with 3 observations. Data analysis was carried out by calculating the percentage of coral reef cover, tourist behavior patterns when snorkeling and the impact of marine tourism (DWB). This study obtained the results that the percentage value of coral reef cover was 40.66% in the snorkeling area and 30.33 in the control area. During the 3 weeks of observation, there was a decrease in total coral by 1.74% which was classified lightly damaged, where most of the damage occurred to Acropora Digitate and Coral Submassive. The analysis of behavior patterns of snorkeling tourists is mostly done by stepping on corals. Analysis of the Impact of Marine Tourism (DWB) snorkeling at Tiga Warna Beach for 3 weeks of observation is in the low category, namely 0.2 to 0.316%. The factor of the minimal impact of snorkeling marine tourism is estimated because the research period is only 3 weeks and the ability of Acropora corals to regenerate faster than other types of coral reefs.