Anda belum Log-in!
Silahkan Log in
Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Minggu , 24 November 2024
Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
di-posting oleh 160221100207 pada 2020-08-10 12:42:19 • 436 klik
POTRET BIAYA PRODUKSI DAN PENENTUAN HARGA JUAL CELURIT BERPAMOR PADA KERAJINAN PANDAI BESI JOKOTOLE DI DESA KOLPO SUMENEP
Selling Price Determination Strategies Based on the Cultural Meanings Contained with a Prestige Crescent in the Jokotole Blacksmith Craft in Kolpo Sumenep Village
disusun oleh MOH.SUBUR
Subyek: | Akuntansi Akuntansi Biaya Harga Jual |
Kata Kunci: | Harga Jual Celurit Berpamor |
[ Anotasi Abstrak ]
Penelitian ini berupaya untuk mengungkap praktik penentuan harga jual produk celurit berpamor pada usaha pandai besi Jokotole di Desa Kolpo Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Deskriptif. Informan dalam penelitian ini berfokus pada pemilik pandai besi Jokotole. Situs penelitian ini dilakukan di tempat usaha pandai besi Jokotole, yaitu di Desa Kolpo, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik penentuan harga jual produk celurit berpamor memiliki beberapa kesamaan konsep dengan teori yaitu perhitungan harga pokok produksi, namun berbeda dalam perhitungan mark-upnya. Pada produk celurit berpamor, mark up yang terdapat tidak dapat dipersentasekan atau tidak dapat dijelaskan cara perhitungannya menggunakan kuantitatif atau dihitung secara material. Hal ini disebabkan adanya faktor teknis dan non teknis dalam pembuatan produk, seperti ukiran pada pamor, makna budaya, dan lamanya waktu yang dihabiskan. Ukiran pada pamor berbeda-beda dan ada tingkatannya, semakin unik pamor yang dibuat maka semakin mahal harga yang diberikan. Penentuan harga jual berdasarkan makna budaya yang terkandung celurit berpamor yaitu semakin banyak masyarakat menjadikan kebiasaan membawa celurit berpamor kemana-mana maka akan semakin mahal harga celurit karena masyarakat sekitar khususnya laki-laki menjadikan celurit berpamor sebagai simbol kejantanan yang masih berkembang hingga saat ini. Terakhir, Semakin lama waktu yang dihabiskan dalam proses pembuatan celurit berpamor maka harga celurit berpamor juga semakin mahal.
Deskripsi Lain
This study seeks to uncover the practice of determining the selling price of topped sickle products in the Jokotole blacksmith's business in Kolpo Sumenep Village. This research uses a qualitative method with a Descriptive approach. The informants in this study focused on the owner of the blacksmith Jokotole. The research site was conducted at the Jokotole blacksmith's place of business, namely in Kolpo Village, Batang-Batang District, Sumenep Regency. The results of this study indicate that the practice of determining the selling price of topped celurit products has several concepts in common with the theory of calculating the cost of production, but different in the calculation of the mark-up. In topped sickle products, the mark up contained cannot be compared or cannot be explained by means of calculation using quantitative or materially calculated. This is due to technical and non-technical factors in making products, such as engraving on prestige, cultural significance, and the length of time spent. The engraving on prestige varies and there is a level, the more unique the prestige made, the more expensive the price is given. Determination of the selling price based on the cultural meaning contained with prestige sickles, that is, the more people make the habit of bringing prestige sickles everywhere, the more expensive the sickle prices will be because the surrounding community, especially men, makes the prestige sickle as a symbol of virility that is still developing today. Finally, the longer time spent in the process of making celurit with prestige, the price of celurit with prestige is also increasingly expensive.
Kontributor | : Yuni Rimawati, S.E., M.S.Ak., Ak., CA. |
Tanggal tercipta | : 2020-07-16 |
Jenis(Tipe) | : Text |
Bentuk(Format) | |
Bahasa | : Indonesia |
Pengenal(Identifier) | : TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402 |
No Koleksi | : 160221100207 |
Ketentuan (Rights) :
2020
Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)
1. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-Cover_Moh Subur.pdf - 600 KB
2. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-Abstrak_Moh Subur.pdf - 11 KB
3. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-Chapter 1_Moh. Subur.pdf - 225 KB
4. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-chapter 2_Moh Subur.pdf - 287 KB
5. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-Chapter 3_Moh. Subur.pdf - 426 KB
6. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-Chapter 4_Moh Subur.pdf - 146 KB
7. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-Chapter 5_Moh Subur.pdf - 104 KB
8. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-Conclusion_Moh Subur.pdf - 13 KB
9. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-References_Moh Subur.pdf - 121 KB
10. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-19402-Appendices.pdf - 1477 KB
Dokumen sejenis...
Tidak ada !
Dokumen yang bertautan...
- SAP : standar akuntansi pemerintah ( PP RI no. 24 th. 2005)
- Akuntansi biaya
- Akuntansi sektor publik : sebuah pengantar
- Akuntansi ekuitas dlam narasi kapitalisme, sosialisme dan islam
- Sistem akuntansi sektor publik
Kembali ke Daftar