Anda belum Log-in!
Silahkan Log in

Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Sabtu , 23 November 2024

Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

TRUNOJOYO » KP&PKL » Agribisnis
di-posting oleh imam pada 2020-08-10 14:14:57  •  682 klik

MANAJEMEN AGRIBISNIS KOMODITAS KANGKUNG (Ipomoea Aquatica Forsk) AKUAPONIK PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S) JOGLO NGANJUK
disusun oleh DIAN AKBARANI SAHIRA; AHKMAD ZAYNURI ALFARIZI; FANI AMILIA SARI

SubyekMANAJEMEN AGRIBISNIS
KANGKUNG
Kata KunciMANAJEMEN AGRIBISNIS
KANGKUNG

[ Anotasi Abstrak ]

Kangkung (Ipomoea Aquatica) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang sering ditemukan di beberapa wilayah, seperti Asia Tenggara, India dan Cina bagian Tenggara. Di Indonesia kangkung sangat mudah untuk ditemui dan biasanya masyarakat Indonesia mengkonsumsinya dengan sambal. Johantika (2002) menyatakan bahwa konsumsi kangkung di Indonesia tahun 2012 mencapai 1,02 juta, jumlah ini lebih kecil jika dibandingkan dengan luas panen dan total produksi kangkung di Indonesia. Luas panen untuk budidaya kangkung pada tahun 2017 sebesar 47.805 Ha, tingkat produksi total 276.976 dengan demikian produktivitas kangkung di Indonesia sebesar 5,79 Ton/Ha. (Badan Pusat Statistik, 2017) Tingkat konsumsi kangkung akan terus mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hidup sehat dan makanan bergizi. Kangkung memiiki kandungan gizi yang tinggi dimana per 100 g dengan berat dapat dimakan (BDD) 60% diantaranya, energi (28 kal), protein (3.4 g), karbohidrat (3.9 g), kalsium (67 mg), vitamin C (17 mg). Kangkung juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yang dapat berfungsi untuk: menjaga sistem pencernaan, mengatasi anemia, dan menjaga kolesterol. Kangkung dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika masyarakat dapat mengelola dengan baik. Orientasi pasar kangkung dengan adanya arus globalisasi di bidang perdagangan dapat mengalami perluasan sehingga cakupan pasar tidak hanya berada di Indonesia, namun juga bisa menembus pasar internasional yang lebih menjanjikan serta memberikan profit lebih tinggi. Produk tersebut harus memiliki standart yang baik, salah satunya produk tidak mengandung senyawa kimia agar dapat diterima oleh pasar internasional. Selain produk mentah yang masih berupa fresh vegetable, produsen juga dapat mengolah sayuran menjadi sebuah produk yang dapat menambah nilai jual dari kangkung. Pengembangan sayuran di Indonesia masih memiliki banyak kendala, mulai dari kurangnya lahan pertanian, sumberdaya manusia, kebijakan pemerintah serta infrastruktur. Permasalahan tersebut membuat pemerintah menetapkan peraturan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 33/ Permentan/SM.230/7/2016 tentang pedoman pembinaan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya, menjelaskan bahwa Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga pemagangan bagi petani desa yang didirikan, dimiliki serta dikelola secara swadaya. Dengan adanya P4S diharap dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terkhusus para petani Desa. Selain permasalahan sumberdaya manusia, pertanian Indonesia juga memiliki masalah penyempitan lahan pertanian yang diakibatkan alih fungsi lahan menjadi area perkantoran, perumahan, dan perluasan jalan raya. Namun dengan adanya teknologi baru dalam bidang pertanian yang dapat membantu masyarakat agar dapat menanam dilahan yang minim tentu menjadi salah satu solusinya, salah satunya yakni teknik menanam akuaponik. Akuaponik merupakan teknik menanam yang dirasa mampu mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia. Sistem tanam akuaponik yang memadukan siklus sistem hidroponik dengan sektor perikanan, dimana selain menghasilkan produk pertanian organik juga dapat memanen hasil dari perikanan. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Joglo Nganjuk merupakan salah satu contoh yang menerapkan sistem akuaponik untuk tanaman kangkung yang di padukan dengan budidaya ikan lele. Selain itu P4S Joglo Nganjuk merupakan satu-satunya P4S yang ada di Nganjuk yang mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini dibuktikan oleh terpilihnya ketua P4S joglo Nganjuk sebagai petani milenial serta penjalinan kerjasama ekspor dengan Malaysia, India, dan Ceko, oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk lebih memahami penerapan sistem akuaponik terhadap tanaman kangkung. Selain itu penulis juga ingin mengetahui bagaimana proses dari hulu hingga hilir produk kangkung di P4S Joglo Nganjuk

Kontributor: Dr. Isdiana Suprapti, S.P., M.M
Tanggal tercipta: 2020-05-08
Jenis(Tipe): Text
Bahasa: Indonesia
Pengenal(Identifier): TRUNOJOYO-KP-170321100011
No Koleksi: 170321100011


 Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)

 File PDF  1. TRUNOJOYO-KP-19426-170321100011-PKL_DIAN AKBARANI SAHIRA_170321100011_2020.pdf - 2317 KB


 Dokumen sejenis...

     Tidak ada !

 Dokumen yang bertautan...





 Kembali ke Daftar