Anda belum Log-in!
Silahkan Log in

Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Sabtu , 23 November 2024

Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

TRUNOJOYO » KP&PKL » Agribisnis
di-posting oleh imam pada 2020-08-10 14:39:54  •  708 klik

MANAJEMEN AGRIBISNIS PT MORINGA ORGANIK INDONESIA BLORA JAWA TENGAH
disusun oleh Indah Tri Wulandari; Musyrifatul Alimah; Durrotun Nafisah; Fitriana Saleh

SubyekMANAJEMEN AGRIBISNIS
Kata KunciMANAJEMEN AGRIBISNIS

[ Anotasi Abstrak ]

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.35/Menhut-II/2007 menggolongkan kelor sebagai salah satu komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) kelompok hasil tumbuhan. Disebutkan pula bahwa HHBK adalah hasil hutan hayati, baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya, kecuali kayu yang berasal dari hutan. Posisi tanaman kelor sebagai salah satu komoditas HHBK menjadikan strategi untuk dikembangkan. Tanaman kelor (Moringa Oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tanaman kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah, tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai 6 bulan serta mudah dibiakkan dan tidak memerlukan perawatan yang intensif (Simbolan dan Katharina, 2007). Terdapat beberapa julukan untuk pohon kelor, antara lain: The Miracle Tree, Tree For Life dan Amazing Tree. Julukan tersebut muncul karena bagian pohon kelor mulai dari daun, buah, biji, bunga, kulit, batang, hingga akar memiliki beberapa kandungan yang bermanfaat, sehingga sangat berpotensi digunakan dalam pangan, kosmetik dan industri (Anwar et al, 2007). Daun kelor (Moringa oleifera lam.) merupakan tanaman kaya vitamin A, vitamin C serta mineral salah satunya zat besi (Faizal, 2014). Kandungan vitamin dan mineral daun kelor (Moringa oleifera lam.) juga telah diteliti dan dilaporkan oleh Leone Alessandro et al., dan dipublikasikan dalam International Journals of Molecules Science (2015). Serbuk yang dibuat dari biji kelor dapat digunakan sebagai bahan penjernih air alami yang efektif. Air hasil penjernihan dapat diminum karena serbuk biji kelor dapat digunakan sebagai treatment antiseptik (Hidayat, 2009; Ramadhani et al., 2013). Daun kelor juga dapat dijadikan produk kosmetik karena mengandung antiaging yang dapat menghaluskan kulit (Sugihartini, 2017). Serbuk daun kelor juga dapat digunakan sebagai pakan mulai dari 10-30% dari pakan konsentrat untuk meningkatkan kandungan protein (Marhaeniyanto et al., 2015). Pemanfaatan tanaman kelor di Indonesia saat ini masih terbatas. Masyarakat biasanya menggunakan daun kelor sebagai pelengkap dalam masakan sehari-hari, bahkan tidak sedikit yang menjadikan tanaman kelor hanya sebagai tanaman hias yang tumbuh pada teras-teras rumah, bahkan di beberapa wilayah di Indonesia pemanfaatan daun kelor lebih banyak untuk memandikan jenazah, meluruhkan jimat, dan sebagai pakan ternak (Dewi et al., 2016). Seiring dengan perkembangan informasi, maka terjadi pula perkembangan dan perubahan pola hidup masyarakat, termasuk pola hidup dalam memilih jenis menu makanan sehari-hari, banyaknya ragam pilihan makanan, menjadikan daun tanaman kelor sebagai makanan warisan yang kadang ditinggalkan. Mengingat fungsi dan manfaat tanaman kelor yang sangat beragam, baik untuk pangan, obat-obatan, maupun lingkungan maka informasi terkait manfaat tanaman kelor perlu disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, agar dapat dibudidayakan dan dimanfaatkan secara optimal. PT. Moringa Organik Indonesia merupakan tempat budidaya kelor, pengolahan dan juga yang pertama kali mengadakan pelatihan pengolahan kelor di Indonesia dan pelopor revolusi nutrisi dengan gerakan kelor. Kelor dikembangkan untuk meningkatkan popularitas serta pemenuhan kebutuhan pasar di masa yang akan datang. Beberapa aspek yang ditekankan dalam kegiatan magang yaitu mempelajari teknik budidaya tanaman, perawatan dan pemanenan kelor, proses produksi dan pemasaran kelor. Potensi kelor yang tinggi dan belum banyak dibudidayakan di Indonesia membuat penulis tertarik untuk magang di kebun kelor Blora di bawah naungan PT. Moringa Organik Indonesia. Praktik Kerja Lapang (PKL) merupakan salah satu upaya Program Studi Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura mempersiapkan dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi era pasar bebas. PT. Moringa Organik Indonesia dirasa mampu menjadi tempat Praktik Kerja Lapang (PKL) yang sesuai dengan apa yang diharapkan untuk melatih keterampilan mahasiswa.

Kontributor: Dr. Mardiyah Hayati, SP., MP
Tanggal tercipta: 2020-05-08
Jenis(Tipe): Text
Bahasa: Indonesia
Pengenal(Identifier): TRUNOJOYO-KP-170321100021
No Koleksi: 170321100021


 Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)

 File PDF  1. TRUNOJOYO-KP-19437-170321100021-PKL_INDAH TRI WULANDARI_170321100021_2020.pdf - 2385 KB


 Dokumen sejenis...



 Dokumen yang bertautan...





 Kembali ke Daftar