Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dua pertiga dari wilayahnya berupa lautan. Negara kepulauan adalah sebuah negara yang terdiri dari banyak pulau yang membentuk negara sebagai satu kesatuan. Pelabuhan adalah salah satu sistem transportasi yang di perlukan untuk mencukupi kebutuhan bongkar muat barang dan termpat. Selain itu pelabuhan digunakan sebagai tempat kegiatan ekonomi dan tempat kapal bersandar serta tempat berlabuh (Sujarwanto 2019). Pelabuhan perikanan merupakan suatu wilayah perpaduan antara wilayah lautan dan daratan yang mempuntai batas – batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan sistem bisnis perikanan. Fungsi dari pelabuhan perikanan adalah sebagai tempat berlabuh kapal, tempat kapal perikanan bersandar, bongkat muat ikan dan tempat pemasaran ikan serta fasilitas penunjang perikanan lainnya (Rahmawati etal 2014). Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 08 tahun 2012 tentang pelabuhan perikanan, Pelabuhan Perikanan di klasifikasikan 4 kelas yaitu Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) tipe A, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) tipe B, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) tipe C dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) tipe D. Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB) adalah pelabuhan yang merupakan leading sektor pertumbuhan ekonomi. Pelabuhan ini adalah tempat jual beli hasil perikanan dan industri perikanan. Pelabuhan perikanan Nusantara Brondong (PPNB) adalah lahan pekerjaan masyarakat sekitar, baik nelayan atau tenaga kerja lain. Aktivitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong (PPNB) tidak terbatas pada penangkapan ikan. Kegiatan lain yang terjadi di area pelabuhan adalah pusat jual beli hasil perikanan dan industri perikanan (Rahmawati etal 2014). Keberadaan aktivitas sosisal ekonomi yang ada di kawasan pelabuhan perikanan dapat berpotensi meningkatkan perekonomian dan mendorong sektor industri pengolahan ikan. Namun, dapat menyebabkan permasalahan penurunan kualitas lingkungan (Tri 2010). Baik tidaknya kualitas perairan di pelabuhan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti aktivitas kapal yang keluar masuk, pembuangan limbah dan sebagainya. Pemantauan kualitas perairan dilakukan untuk mengetahui nilai kualitas perairan berdasarkan beberapa parameter dan membandingkannya dengan nilai baku mutu yang sesuai serta menilai kelayakan suatu perairan

• ANALISIS PARAMETER KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA TIRAM MUTIARA DI WILAYAH PANTAI KARANGGOSO TELUK PRIGI KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
• STATUS PENCEMARAN LAUT UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG DI SELAT MADURA
• DINAMIKA PARAMETER FISIKA KIMIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS PERAIRAN DENGAN STATUS LINGKUNGAN PERAIRAN DI KAMAL KABUPATEN BANGKALAN MADURA
• Kajian Parameter Oseanografi dan Perbandingan Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) di Perairan Mengare-Kabupaten Gresik dan Pulau Talango-Kabupaten Sumenep
• ANALISA KESESUAIAN PANTAI UNTUK EKOWISATA PANTAI DI PULAU SASIIL KABUPATEN SUMENEP

• ANALISIS PARAMETER KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA TIRAM MUTIARA DI WILAYAH PANTAI KARANGGOSO TELUK PRIGI KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
• STATUS PENCEMARAN LAUT UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG DI SELAT MADURA
• DINAMIKA PARAMETER FISIKA KIMIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS PERAIRAN DENGAN STATUS LINGKUNGAN PERAIRAN DI KAMAL KABUPATEN BANGKALAN MADURA
• Kajian Parameter Oseanografi dan Perbandingan Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) di Perairan Mengare-Kabupaten Gresik dan Pulau Talango-Kabupaten Sumenep
• ANALISA KESESUAIAN PANTAI UNTUK EKOWISATA PANTAI DI PULAU SASIIL KABUPATEN SUMENEP