Anda belum Log-in!
Silahkan Log in
Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Minggu , 24 November 2024
Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
di-posting oleh imam pada 2022-02-24 08:33:55 • 724 klik
PENERAPAN SANITASI INDUSTRI PADA PROSES PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis) di PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN RENTENG, JEMBER
disusun oleh AMALIA NIKMAH
Subyek: | SANITASI INDUSTRI PROSES PRODUKSI KARET |
Kata Kunci: | SANITASI INDUSTRI PROSES PRODUKSI KARET |
[ Anotasi Abstrak ]
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan akan komoditas hasil pertanian. Salah satunya hasil pertanian yaitu tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet merupakan tanaman penghasil sumber devisa non migas Negara. Produksi karet Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rata-rata produksi karet Indonesia pada tahun 2000-2014 mencapai 1.966,1 ribu ton per tahun. Nilai produksi karet tidak terlepas dari luas lahan yang tersedia. Luas lahan perkebunan karet tahun 2014 seluas 543.300 ha. Indonesia memiliki lahan yang sangat potensial untuk mengembangkan tanaman karet dan juga berpotensi untuk menjadi produsen utama produk karet dan melakukan perdagangan luar negeri. Tiga negara terbesar tujuan ekspor karet dari Indonesia adalah Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok. Pada tahun 2014, volume ekspor ke negara tersebut masing-masing berturut-turut adalah 571.200 ton, 401.600 ton dan 357.800 ton (Soleh, 2016). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor karet tahun 2018 mencapai 5.154 ton dengan nilai US$ 7,38 juta (Kusnandar 2019). Tingginya ekspor karet memberikan kontribusi pendapatan negara Indonesia. Kebutuhan yang tinggi akan karet mendorong perkebunan karet dan pengolahannya untuk selalu memproduksi karet. Setiap tahunnya produksi karet menaik dikarenakan banyaknya permintaan dari industri pengguna karet (Marsantia et al. 2014). Karet dibagi menjadi dua jenis, yaitu karet alam dan karet sintetis. Karet sintetis diperoleh dari minyak bumi, batu bara dan gas alam, sedangkan karet alam diperoleh dari getah karet (lateks) yang ditoreh dari tanaman karet. Lateks dapat ditemukan pada bagian batang, akar, cabang, dan daun. Pemanenan lateks pada karet dilakukan dengan penyadapan yaitu mengiris bagian kulit karet sehingga lateks keluar dari jaringan tanaman. Penyadapan pada karet umumnya dilakukan pada batang. karena secara teknis hal ini lebih mudah dan dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang (Nasution 2016). Kemudian lateks tersebut diolah sehingga menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Pengolahan karet ini erat hubungannya dengan masalah lingkungan. Pengolahan tersebut akan menghasilkan limbah yang menimbulkan bau yang tak sedap. Selain itu juga, kebersihan dari tempat pengolahan dan proses pengolahan akan berpengaruh pada hasil yang diperoleh. Salah satu cara untuk mengurangi hal tersebut yaitu dengan sanitasi industri. Sanitasi merupakan salah satu penerapan dalam memperbaiki dan menentukan kualitas suatu produk. Maka untuk memenuhi hal tersebut lingkungan secara langsung atau tidak langsung yang memberikan dampak bagi kualitas produk harus di ubah. Prosedur standar operasi sanitasi sangat diperlukan untuk menerapkan prinsip pengelolaan lingkungan yang kegiatannya berupa sanitasi dan higiene. Sesuai dengan pernyataan tersebut, diperlukan program wajib sanitasi pada suatu industri yang bertujuan meningkatkan kualitas suatu produk yang dihasilkan. Program tersebut disebut SSOP (Sanitation Standart Operating Prosedures) (Agustina 2010). Upaya penerapan dari sanitasi pada proses produksi karet menjadi faktor utama agar dihasilkan karet yang berkualitas. Sanitasi industri menjadi aspek yang mendasar pada pengolahan karet sehingga dijadikan alasan supaya praktik kerja lapang ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng, Jember. Praktik kerja lapang ini dilakukan untuk melihat penerapan sanitasi industri di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng, Jember.
Kontributor | : Cahyo Indarto, S.TP., MP., PhD |
Tanggal tercipta | : 2021-04-21 |
Jenis(Tipe) | : Text |
Bahasa | : Indonesia |
Pengenal(Identifier) | : TRUNOJOYO-KP-180331100113 |
No Koleksi | : 180331100113 |
Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)
1. TRUNOJOYO-KP-23379-180331100113-PKL 180331100113_AMALIA NIKMAH.pdf - 2850 KB
Dokumen sejenis...
Tidak ada !
Dokumen yang bertautan...
- Sanitasi Industri di perusahaan brem suling indah jaya Madiun
- SISTEM DISTRIBUSI KARET DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN GLANTANGAN JEMBER,JAWA TIMUR
- TEKNIK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KARET DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN ZEELANDIA KABUPATEN JEMBER
- IDENTIFIKASI DAN UPAYA MENGURANGI PEMBOROSAN PADA PROSES PRODUKSI LANTAI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE VALUE STREAM MAPPING (STUDI KASUS: PT TIRTA MAHAKAM RESOURCES TBK, GRESIK)
- SANITASI INDUSTRI IKAN TERI DI PT. MARINAL INDOPRIMA
Kembali ke Daftar