Anda belum Log-in!
Silahkan Log in

Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Minggu , 19 May 2024

Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

TRUNOJOYO » KP&PKL » Agroekoteknologi
di-posting oleh imam pada 2022-06-08 14:21:43  •  1012 klik

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum spp.) DI CV. SEKARTIKA JATI KENCANA, KOTA BATU
disusun oleh NOVA RIZQI AMELIA

SubyekPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
KRISAN
Kata KunciPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
KRISAN

[ Anotasi Abstrak ]

Indonesia memiliki kekayaan alam yang beraneka ragam, baik kekayaan flora maupun fauna. Dewasa ini, masyarakat dunia termasuk Indonesia mulai menggunakan obat dari bahan alami. Salah satu sumberdaya hayati tersebut adalah tanaman bunga krisan (Chrysanthemum spp.). Krisan merupakan salah satu tanaman dalam kelompok tanaman hias yang sangat populer di Indonesia. Bunga krisan juga dikenal dengan sebutan aster atau seruni. Krisan telah lama dikenal dan banyak diminati oleh masyarakat karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Tanaman krisan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peluang yang cukup besar di Indonesia. Permintaan bunga krisan potong terus mengalami peningkatan, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Produksi bunga krisan potong di Indonesia menempati urutan terbesar pertama yaitu mencapai 383.466.100 tangkai pada tahun 2020 (BPS, 2020). Permintaan bunga Krisan biasanya akan mengalami kenaikan pada hari-hari besar tertentu seperti hari besar keagamaan dan hari besar nasional lain (Swasti et al., 2014). Bunga krisan memiliki keragaman bentuk (baik bunga maupun daunnya), jenis, dan warna bunga yang menarik. Disamping itu, krisan merupakan bunga yang mudah dirangkai serta memiliki tingkat kesegaran yang relatif lama. Keunggulan lain dari tanaman krisan ini adalah pembungaan dan panen yang dapat diatur menurut kebutuhan pasar. Tanaman krisan umumnya dibudidayakan dalam bentuk bunga potong maupun ditanam di dalam pot (Hanudin et al., 2014). Sebagai bunga potong, krisan dapat dijadikan sebagai bahan dekorasi ruangan dan rangkaian bunga pada acara-acara seperti acara pernikahan. Sedangkan krisan dalam pot biasanya dimanfaatkan sebagai penghias taman. Menurut Setiawati et al (2019), selain digunakan sebagai tanaman hias, bunga krisan memiliki banyak manfaat lain diantaranya sebagai tanaman obat, kuliner, (etno) farmakologis, dan bahan biopestisida. Pemanfaatan krisan dalam bidang kuliner biasa dikemas dalam bentuk teh (Hariyati et al.,2016). Daun krisan dapat diolah menjadi kudapan seperti permen, keripik, dan minuman instant (Wanita et al, 2014). Adapun bunga, daun, dan batang tanaman krisan dapat berpotensi sebagai zat pewarna alami pada kain sutera (Listyani dan Widiawati, 2013). Kandungan pada hampir semua bagian tanaman krisan dapat digunakan untuk bahan obat. Pada bagian batang, daun, dan bunga tanaman krisan dapat dimanfaatkan untuk mengobati flu, sakit mata, batuk, sakit kepala akibat sinusitis, membantu detoksifikasi, membantu menyembuhkan nyeri perut, gangguan pernapasan, serta diare. Permasalahan utama yang dihadapi dalam usahatani krisan adalah serangan hama dan penyakit yang dapat menyebabkan penurunan kualitas maupun kuantitas pada hasil panen. Kutu daun, ulat grayak, dan thrips merupakan hama penting yang sering ditemukan pada pertanaman krisan. Serangan ulat grayak, kutu daun, dan thrips terutama pada daun, tunas yang telah tumbuh maupun pada bunga dapat menurunkan nilai jual produk dan penundaan panen tanaman krisan (Lala dan Max 2019). Penyakit karat putih merupakan penyakit penting yang terdapat pada tanaman krisan. Karat putih ini menyerang daun sejak dari pembibitan hingga panen. Penyakit karat pada tanaman krisan disebabkan oleh cendawan Puccinia horiana dan Puccinia chrysanthemi. Cendawan tersebut dapat menurunkan kesegaran bunga krisan (vase-life) yang umumnya pada bunga sehat tanpa cacat, kesegarannya dapat bertahan hingga 12 hari pada suhu 27–29°C (Hanudin et al., 2012). Namun, pada bunga yang telah terinfeksi kesegarannya menjadi hanya 5 hari. Apabila tingkat serangannya berat, dapat menyebabkan daun menggulung, mengkerut dan mengering. Jika serangan terjadi saat bunga belum mekar, bunga akan gagal mekar atau mekar terlambat dan ukurannya menjadi kecil. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit karat putih pada tanaman krisan, diantaranya melalui penggunaan vaerietas toleran, kultur teknis (perompesan daun terinfeksi dan pengaturan penyiraman), serta pengaplikasian pestisida kimia sintetis secara terjadwal. Oleh karena itu, dilakukan pengamatan secara berkala terhadap hama dan penyakit penting pada tanaman krisan di CV. Sekartika Jati Kencana.

Kontributor: Dr. Catur Wasonowati, S.P., M.Si.
Tanggal tercipta: 2022-05-10
Jenis(Tipe): Text
Bahasa: Indonesia
Pengenal(Identifier): TRUNOJOYO-KP-190311100088
No Koleksi: 190311100088


 Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)

 File PDF  1. TRUNOJOYO-KP-23566-190311100088-Laporan PKL_Nova Rizqi Amelia_190311100088.pdf - 3628 KB


 Dokumen sejenis...

     Tidak ada !

 Dokumen yang bertautan...





 Kembali ke Daftar