Pulau Madura adalah kawasan yang memiliki potensi pada bidang maritim tepatnya di Kecamatan Sepulu, diperkirakan terdapat terumbu karang alami yang disebut dengan pulau ajaib. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi terumbu karang, rugositas, dan kelimpahan ikan karang pada perairan Prancak dan Tengket Kecamatan Sepuluh Kabupaten Bangkalan. Pengambilan data terumbu karang dilakukan dengan menggunkanan metode LIT (survey line intercept transect) pada 4 stasiun dengan cara membentangkan roll meter sepanjang 100 meter sejajar dengan garis pantai dan pengambilan data ikan karang menggunakan Metode UVS (Underwater Visual Sensus). pengambilan data ikan mengikuti titik dan panjang transek garis dalam pengambilan data persentase tutupan terumbu karang. Persentase penutupan terumbu karang menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2001 pada stasiun 2 dan stasiun 3 tergolong kategori rusak dengan angka 18% dan 28,6%. Sedangkan, pada stasiun 1 dan 4 sebesar 47% dan 36% tergolong kategori sedang. Persentase penutupan terumbu karang berkorelasi sebesar 29,8% terhaadap kelimpahan ikan karang. Kelimpahan ikan karang tertinggi pada stasiun 1sebanyak 184 ekor ditemukan 10 jenis. Jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi adalah ikan karang jenis Apogon fucata dan Pomacentrus burroughi. Pengambilan data rugositas menggunakan metode CIT (Chain Intercept Transect) dengan rata-rata nilai rugositas stasiun 1 (2,56), stasiun 2 (1,65), stasiun 3 (1,6) dan stasiun 4 (1,76). Rugositas berkorelasi sebesar 89,2% terhadap kelimpahan ikan karang.


Deskripsi Lain

Madura Island is an area that has potential in the maritime sector, precisely in Sepulu District, it is estimated that there are natural coral reefs called magic islands. The purpose of this study was to determine the condition of coral reefs, rugosity, and abundance of reef fish in the waters of Prancak and Tengket, Ten District, Bangkalan Regency. Coral reef data was collected using the LIT (survey line intercept transect) method at 4 stations by extending a roll meter of 100 meters parallel to the shoreline and collecting reef fish data using the UVS (Underwater Visual Census) method. Fish data collection followed the point and length of the line transect in collecting data on the percentage of coral reef cover. The percentage of coral reef cover according to the Decree of the Minister of the Environment Number 4 of 2001 at station 2 and station 3 is classified damaged category with the numbers 18% and 28.6%, respectively. Meanwhile, at stations 1 and 4, 47% and 36% belong to the medium category. The percentage of coral reef cover was 29.8% correlated with the abundance of reef fish. The highest abundance of reef fish at station 1 with 184 fish found 10 species. The reef fish species with the highest abundance were Apogon fucata and Pomacentrus burroughi. Rugosity data retrieval using the CIT (Chain Intercept Transect) method with an average value of rugosity at station 1 (2.56), station 2 (1.65), station 3 (1.6) and station 4 (1.76). Rugosity correlated 89.2% with the abundance of reef fish.