Anda belum Log-in!
Silahkan Log in
Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Jumat , 22 November 2024
Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
di-posting oleh imam pada 2022-06-22 10:07:01 • 2921 klik
PEMBIBITAN TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS G0 DI P4S ARBORETRUM FARM BATU
disusun oleh AHMAD ZAIFUL AZIZ
Subyek: | PEMBIBITAN TANAMAN KENTANG VARIETAS G0 P4S ARBORETRUM FARM BATU |
Kata Kunci: | PEMBIBITAN TANAMAN KENTANG VARIETAS G0 P4S ARBORETRUM FARM BATU |
[ Anotasi Abstrak ]
Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan pangan yang tersedia harus mencukupi kebutuhan masyarakat. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas yang memegang peranan penting dan mendapat prioritas untuk dikembangkan karena bernilai ekonomi tinggi serta mempunyai potensi untuk mendukung diversifikasi pangan (Roffi et al, 2019). Kentang merupakan sumber karbohidrat yang bermanfaat untuk meningkatkan energi dalam tubuh. Saat ini produksi kentang nasional hanya 1.314.650 ton, luas tanam 68.223 hektar, dan produktivitas rata-rata hanya 19,27 ton/ha. Namun, selama ini produksi tanaman kentang belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa dan tingkat konsumsi kentang telah mencapai 2,82 kg/kapita/tahun (Yulinarti et al, 2021). Saat ini kebutuhan kentang di Indonesia adalah 6.160.560 ton/tahun. Peningkatan konsumsi kentang ini menandakan bahwa produksi kentang perlu ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas agar ketersediaan terjaga. Produksi dan produktivitas kentang nasional Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Pada tahun 2017 produksi kentang nasional sebanyak 1.164.738 ton dengan produktivitas rata-rata 15,4 ton per hektar. Tahun 2018 hingga 2019, produksi kentang Indonesia meningkat dari 1.284.760 ton menjadi 1.314.657 ton. Luas panen kentang telah berkurang dari tahun 2018 menjadi 2019 yaitu dari 68.633 hektar menjadi 68.223 hektar (Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2019). Rendahnya hasil panen kentang di Indonesia dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti terbatasnya pasokan unsur hara, kualitas benih yang rendah, teknik bercocok tanam yang buruk, dan perlakuan pasca panen (Badan Pusat Statistik, 2018). Menurut Lestari et al (2014), petani kentang kebanyakan menggunakan umbi kentang berukuran kecil dan sedang yang diproduksi sendiri oleh generasi sebelumnya dan tidak menggunakan benih berkualitas tinggi. Produktivitas kentang rata-rata masih terbilang rendah di seluruh negeri hal ini dipengaruhi oleh terbatasnya penggunaan benih kentang berkualitas tinggi oleh petani. Sebagian besar petani menggunakan benih umbi kentang generasi berikutnya dari hasil panen, yang digunakan sebagai benih untuk awal tanam. Keadaan ini dapat terjadi lantaran tingginya harga benih kentang kualitas tinggi, sedangkan harga kentang konsumsi di pasaran relatif lebih rendah. Rendahnya produktivitas kentang disebabkan oleh rendahnya kualitas dan kuantitas benih yang kurang memadai, pengendalian hama penyakit yang tidak efektif, serta terbatasnya varietas kentang yang diminati pasar, hingga faktor lingkungan pertumbuhan (Nuraini, 2016). Selain itu, modal yang cukup tinggi dan perencanaan yang baik dibutuhkan dalam kegiatan produksi benih kentang sangat dibutuhkan (Amrullah et al, 2019). Salah satu wilayah di Kota Batu yang memproduksi benih kentang adalah Kecamatan Bumiaji. Kegiatan pelatihan produksi benih kentang telah diberikan oleh pemerintah Kota Batu kepada kelompok tani di wilayah tersebut salah satunya adalah Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Arboretum Farm yang bekerjasama dengan PT. Image Hortindo. Saat ini, jumlah pengusaha dan penangkar bibit kentang masih terbatas mengakibatkan kebutuhan benih kentang belum dapat tercukupi. Hal tersebut juga berdampak pada budidaya kentang sehingga tidak dapat dilaksanakan dengan baik dilihat dari segi produktivitas kentang menunjukkan hasil yang rendah. Penangkar yang diperbolehkan untuk melaksanakan penangkaran bibit ialah lembaga penelitian, universitas, dan balai benih yang telah mampu dan diberi kewenangan, serta perusahaan swasta yang telah terakreditasi karena memenuhi persyaratan berupa sertifikasi. Kegiatan teknik perbanyakan ini perlu dipelajari dan diketahui tahapannya dalam pembibitan kentang yang dilakukan, pada suatu upaya peningkatan produksi budidaya tanaman kentang agar dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Kontributor | : Dr. Agr. Eko Setiawan S.P., M.Si |
Tanggal tercipta | : 2022-05-23 |
Jenis(Tipe) | : Text |
Bahasa | : Indonesia |
Pengenal(Identifier) | : TRUNOJOYO-KP-190311100023 |
No Koleksi | : 190311100023 |
Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)
1. TRUNOJOYO-KP-23698-190311100023-Ahmad Zaiful Aziz#190311100023 .pdf - 1918 KB
Dokumen sejenis...
Tidak ada !
Dokumen yang bertautan...
- PENGARUH PERENDAMAN STEK BERBAGAI KONSENTRASI GA3 TERHADAP PRODUKSI UMBI KENTANG HITAM (Coleus tuberosus)
- KETERKAITAN EFISIENSI TEKNIS DAN BEHAVIOUR RISK PADA PETANI KENTANG DI DESA LEDOKOMBO KECAMATAN SUMBER PROBOLINGGO
- PENGARUH BOBOT UMBI DAN PEMBERIAN PUPUK KCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KENTANG HITAM (Coleus tuberosus Benth)
- TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PERDESAAN (P4S) BUMIAJI, BATU
- PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PERDESAAN SWADAYA (P4S) ARBORETUM FARM BUMIAJI BATU
Kembali ke Daftar