Pulau Madura merupakan daerah penghasil garam terbesar dengan luas daratan 9.999,18 ha yang terbagi menjadi tiga kabupaten yaitu Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Pada tahun 2015 total produksi di Pulau Madura mencapai 768.136,22 ton.Tambak garam memberikan kesempatan kerja yang tinggi bagi masyarakat sekitar pantai untuk meningkatkanpendapatan, sehingga dalam segi tenaga kerja jumlah petani garam mencapai 12.567 orang atau 62% dari jumlah petani garam di Jawa Timur. Namun juga terdapat berbagai permasalahan mulai dari proses produksi yang masih tradisional, mutu garam masih rendah, harga garam terus menurun dan kurangnya pemberdayaan petani garam. Pemecahan masalah dalam faktor apa saja yang mempengaruhi keberlanjutan petani garam dan keterkaitan hubungan tersebut, diperlukan pemikiran analitis yang sistematis. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan variabel-variabel yang mempengaruhi serta mendeskripsikan bagaimana keterkaitan antar variabel dalam sistem,hubungannya, dan rantai sebab akibat. Metode yang digunakan adalah metode MICMAC yang dapat mengelompokkan suatu faktor atau variabel berdasarkan nilai pengendalian dan ketergantungan ke dalam empat output yakni grafik diagram berupa kuadran yang mengelompokkan posisi semua variabel apakah termasuk variabel output, input, stakes dan excluded variable. Berdasarkan hasil analisis MICMAC diketahui bahwa variabel kunci yang menjadi pengaruh besar dan variabel yang sangat mempengaruhi terhadap keberlanjutan mata pencaharian petani garam di Pulau Madura baik pada MDI maupun MII adalah variabel modal, teknologi, kualitas garam, distribusi dan harga garam.


Deskripsi Lain

Madura Island is the largest salt producing area with a land area of 9,999.18 ha which is divided into three regencies, namely Sampang, Pamekasan and Sumenep. In 2015 the total production on Madura Island reached 768,136.22 tons. Salt ponds provide high job opportunities for communities around the coast to increase income, so that in terms of labor the number of salt farmers reaches 12,567 people 62% of the total salt farmers in East Java.However, there are also various problems ranging from the traditional production process, the low quality of salt, the declining price of salt and the lack of empowerment of salt farmers. Solving problems in what factors affect the sustainability of salt farmers and the interrelationships of these relationships, requires systematic analytical thinking. Therefore, the purpose of this study is to map the influencing variables and describe how the interrelationships between variables in the system, their relationships, and causal chains. The method used is the MICMAC (Matrix of Crossed Impact Multiplications Applied to a Classification) method, which is a structural analysis method. The MICMAC method can classify a factor variable based on the control value and dependence into four outputs, namely a quadrant diagram that groups the positions of all variables, including output, input, stakes and excluded variables. Based on the results of the MICMAC analysis, it is known that the key variables that have a major influence (influence) and the variables that greatly influence (dependence) on the sustainability of salt farmers' livelihoods on Madura Island, both on the MDI (Matrix of Direct Influence) and MII (Matrix of Indirect Influence) are variables of capital, technology, quality of salt, distribution and price of salt.

• ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGENBANGAN USAHA BATIK MADURA (STUDI KASUS DI UD. PESONA BATIK MADURA KABUPATEN BANGKALAN)
• ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGENBANGAN USAHA BATIK MADURA (STUDI KASUS DI UD. PESONA BATIK MADURA KABUPATEN BANGKALAN)
• PENGOLAHAN LIMBAH GARAM (BITTERN) MENJADI STRUVITE DENGAN PENGONTROLAN PH
• PENGOLAHAN LIMBAH GARAM (BITTERN) MENJADI PUPUK STRUVITE DENGAN JENIS BASA KUAT YANG BERBEDA
• PREDIKSI KEBERHASILAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN CARA MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN METODE CART