Anda belum Log-in!
Silahkan Log in
Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Senin , 19 May 2025
Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
di-posting oleh imam pada 2022-11-08 07:45:36 • 435 klik
TEKNIK DETEKSI BAKTERI Vibrio parahaemolyticus PADA KOMODITAS KEPITING SALJU (Chionoecetes opilio) DI LABORATORIUM UJI BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SURABAYA II
disusun oleh ALVIN AULAFI ANUGRAH
Subyek: | BAKTERI Vibrio parahaemolyticus KEPITING SALJU BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SURABAYA II |
Kata Kunci: | BAKTERI Vibrio parahaemolyticus KEPITING SALJU BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SURABAYA II |
[ Anotasi Abstrak ]
Komoditas perikanan merupakan salah satu komoditas yang sangat diminati pada berbagai sektor pergerakan ekonomi internasional. Berbagai macam negara memanfaatkan komoditas hasil perikanan mereka untuk menjadi sektor terpenting penggerak perekonomian dan penambah devisa negara. Komoditas perikanan setiap negara tentunya berbeda-beda dipengaruhi oleh letak geografis serta kondisi lingkungan pada setiap negara. Indonesia sebagai negara kepualauan memiliki potensi yang besar dalam bidang perikanan dikarenakan indonesia memiliki 5,8 juta km² atau sama dengan 2/3 wilayahnya merupakan lautan. Berdasarkan hal tersebut negara Indonesia memiliki potensi untuk melakukan kegiatan ekspor komoditas hasil perikanan negaranya, akan tetapi tidak menutup kemungkinan Negara Indonesia melakukan kegiatan impor komoditas hasil perikanan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan pasar dalam negeri. Kegiatan impor merupakan kegiatan pembelian barang maupun jasa dari luar negeri. Pada umumnya komoditas hasil perikanan yang diimpor dari luar negeri adalah komoditas yang tidak dimiliki atau dihasilkan oleh negara pengimpor. Komoditas hasil perikanan yang diimpor dari luar negeri perlu untuk diketahui kualitas dan mutunya dikarenakan komoditas yang berasal dari luar negeri rawan terjadi kemunduran mutu, kerusakan, serta kontaminasi benda asing pada komoditas tersebut (Rahardjo et al., 2019) Komoditas hasil perikanan yang diimpor oleh Negara Indonesia salah satunya ialah Kepiting Salju (Chinoecetes opilio). Komoditas hasil perikanan ini merupakan komoditas yang berasal dari hasil tangkapan perikanan pada wilayah Pasifik Utara, Antartika, dan Atlantik Barat Daya. Kepiting Salju (Chinoecetes opilio) merupakan salah satu spesies Crustacea yang berhabitat asli di daerah bersuhu rendah atau yang sering disebut dengan spesies subarctic dengan habitat tersebar di wilayah Samudera Pasifik Utara. Komoditas Kepiting Salju diminati masyarakat Indonesia karena dianggap sebagai makanan yang mewah dengan dibdanrol harga yang cukup tinggi. Proses impor Kepiting Salju (Chinoecetes opilio) diwajibkan melalui beberapa proses atau tahapan dengan tujuan kontrol kualitas serta untuk menghindari adanya kontaminasi hama atau penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun virus. Kepiting Salju (Chinoecetes opilio) memiliki habitat serta siklus hidup yang sepenuhnya ada di dalam lautan tentunya tidak mungkin terlepas dari pengaruh atau kontaminasi bakteri, salah satunya ialah bakteri Vibrio parahaemolyticus (Agnalt dan Eva, 2011). Bakteri Vibrio parahaemolyticus merupakan bakteri patogen yang sangat penting diketahui dan dideteksi sedini mungkin keberadaannya dikarenakan bakteri ini berasosiasi dengan gastroenteritis serta infeksi foodborne atau infeksi pencernaan yang disebabkan oleh masuknya makanan yang terkontaminasi bakteri khususnya dari produk-produk seafood. Bakteri Vibrio parahaemolyticus dapat menimbulkan penyakit diare serupa kolera apabila terkonsu msi dalam jumlah yang tidak mampu ditoleransi oleh tubuh manusia. Beberapa kasus keracunan pangan akibat kontaminasi mikroba dapat menyebabkan kejadian luar biasa akan tetapi di Negara Indonesia masih sangat sedikit informasi mengenai kasus-kasus tersebut yang dibahas secara spesifik (Kusmarwati et al., 2016). Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui keberadaan bakteri Vibrio parahaemolyticus pada produk hasil perikanan khususnya produk impor dari luar negeri. Kegiatan analisis bakteri Vibrio parahaemolyticus dapat menjadi salah satu rekomendasi kegiatan kontrol mutu produk impor Kepiting Salju dalam pemasaran hingga pemanfaatannya untuk konsumsi sehari-hari. Pentingnya deteksi bakteri Vibrio parahaemolyticus inilah yang melatarbelakangi dilaksanakannya kegiatan Praktik Kerja Lapang ini.
Kontributor | : Eka Nurrahema Ning Asih, S.Kel., M. Si |
Tanggal tercipta | : 2022-10-25 |
Jenis(Tipe) | : Text |
Bahasa | : Indonesia |
Pengenal(Identifier) | : TRUNOJOYO-KP-190341100052 |
No Koleksi | : 190341100052 |



Tidak ada !

- Identifikasi Keberadaan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) pada Litopenaeus vannamei
- TEKNIK DETEKSI BAKTERI Vibrio parahaemolyticus PADA KOMODITAS KEPITING SALJU (Chionoecetes opilio) DI LABORATORIUM UJI BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SURABAYA II
