Pengangguran sudah menjadi hal yang lumrah terjadi di bumi Indonesia. Tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, tingkat pengaguran yang terjadi sebesar 7.104.424. Walaupun jumlah tersebut menurun daripada tahun 2014, namun pengagguran tetap terjadi di Indonesia. Secara khusus, tingkat pengangguran yang ada merupakan jumlah yang disumbang oleh kalangan lulusan perguruan tinggi yang telah lama menjadi perhatian. Pada tingkat ini, sekolah sarjana da pasca sarjana pada tahun 2019 mencapai 746.354, menyumbang 10,78% dari tingkat pengangguran public di Indonesia. Berdasarkan data dalam (Setyawati, et.al. 2021), fenomena yang diamati di lapangan adalah rendahnya minat mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasar survey pendahuluan di salah satu universitas, hanya 8% yang memiliki minat tinggi untuk memulai bisnis, rata-rata 47%, dan 45% yang minatnya rendah untuk memulai bisnis. Penyabab utama rendahnya minat berwirausaha di kalangan mahasiswa tersebut antara lain kurangnya rasa percaya diri akan kesuksesan, risiko kegagalan yang tinggi, dan pendapatan yang tidak menentu. Salah satu cara yang dapat menanggulangi permasalahan tersebut yakni angka pengangguran yang sudah merajalela dikalangan terdidik adalah dengan mengembangkan minat berwirausaha sedini mungkin. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan memperkenalkan model pembelajaran pendidikan kewirausahaan yang dapat merangsang minat mahasiswa untuk berwirausaha. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwasanya kegiatan MBKM Kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengangguran di masa depan. Perlu adanya wawasan berwirausaha bagi mahasiswa untuk bekal di dunia kerja.

• MAGANG KEWIRAUSAHAAN DI NATURNA