Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompentensi akuntan yang dibutuhkan oleh pengelola wisata di bidang akuntansi sosial dan lingkungan. Akuntan sangat berperan dalam proses penyusunan dan pelaporan bisnis, mulai dari ppelaporan keuangan hingga pelaporan non keuangan sepert laporan berkelanjutan. Secara global terjadi minimnya seorang akuntan dan meningkatnya pengelola dalam penerapan urgensi atas implementasi akuntansi sosial dan lingkungan, hal ini memberikan dorongan untuk meningkatkan seorang akuntan pada pengelolaan wisata di bidang akuntansi sosial danlingkungan dari dua aspek nilai kreativitas dan berpikir kritis. Teori akuntansi sosial dan lingkungan adalah sebagai alat analisis untuk memaknai kebutuhan pengelola wisata akan kompetensi profesi akuntan di bidang sosial dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif interpretif. Data berupa hasil interview dengan para informan yang merupakan pelaku pengelolaan wisata. Interpretasi atas implmentasi akuntansi sosial dan lingkungan pada pengelola wisata tercermin dari hasil penelitian yang menggambarkan kurangnya seorang akuntan di bidang akuntansi sosial dan lingkungan pada pengelola wisata, padahal pengelola wisata memerlukan pelaksana seorang akuntan di bidang akuntansi sosial dan lingkungan. substansi dari akuntansi sosial dan lingkungan ini sudah dilakukan dan diteliti langsung di desa Pagarbatu, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Peneltian ini menunjukkan bahwa implementasi akuntansi sosial dan lingkungan di bukit tawap sudah dilakukan namun pengelola bukit tawap tidak sadar bahwa yang diterapkan masuk dalam akuntansi sosial dan lingkungan. Sehingga penelitian ini berkontribusi bagi para pengelola untuk mengetahui urgensi secara spesifik sehingga dapat menjadi acuan dalam melakukan pengelolaan terhadap wisata di bidang akuntansi sosial dan lingkungan.


Deskripsi Lain

This study aims to identify the accountant competencies needed by tourism managers in the field of social and environmental accounting. Accountants play a very important role in the business preparation and reporting process, from financial reporting to non-financial reporting such sustainability reports. Globally there is a lack of an accountant and increasing managers in the application of urgency for the implementation of social and environmental accounting, this gives impetus to increase an accountant in tourism management in the field of social and environmental accounting from two aspects of the value of creativity and critical thinking. Social and environmental accounting theory serves as an analytical tool to interpret the needs of tourism managers for the competence of the accounting profession in the social and environmental fields. This study uses a type of interpretive qualitative research. The data is in the form of interview results with informants who are tourism management actors. Interpretation of the implementation of social and environmental accounting for tourism managers is reflected in research results which illustrate the lack of an accountant in the field of social and environmental accounting for tourism managers, even though tourism managers need to implement an accountant in the field of social and environmental accounting. the substance of this social and environmental accounting has been carried out and researched directly in Pagarbatu village, Saronggi District, Sumenep Regency. This research shows that the implementation of social and environmental accounting in Tawap hill has been carried out, but the manager of Tawap hill is not aware that what is applied is included in social and environmental accounting. So that this research contributes to managers knowing the urgency specifically so that it can become a reference in managing tourism in the field of social and environmental accounting

• Interpretasi atas Implementasi Akuntansi Sosial dan Lingkunyan Pada Pengelolaan Tempat Wisata (Study kasus pengembangan dan pembangunan bukit tawap leng-leng, desa pagarbatu, kecamatan saronggi, kabupaten sumenep)