Anda belum Log-in!
Silahkan Log in

Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Jumat , 10 May 2024

Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

TRUNOJOYO » MBKM » Kelautan
di-posting oleh imam pada 2023-12-12 14:37:24  •  67 klik

Karakteristik Edible Film Berbasis Gelatin Ikan dan ekstrak agar dari rumput laut Gracilaria sp. dengan Perlakuan Konsentrasi Yang Berbeda.
Insafitri, S.T, M.Sc, Ph.DNIP.

disusun oleh Kusuma Anisatul S.P


Subyekrumput laut
Kata Kuncirumput laut

[ Anotasi Abstrak ]

Edible film merupakan lapisan tipis yang berfungsi untuk diaplikasikan sebagai bahan pengemas makanan yang dapat dikonsumsi secara langsung (Afifah et al., 2018). Trend edible film semakin populer seiring dengan isu lingkungan dan pengembangan pengemas aktif. Manfaat dari sisi lingkungan, edible film mampu mengurangi penggunaan pengemas plastik sintesis. Edible film dapat terurai dan aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan (Handayani Nurzanah, 2018). Ekspansi edible film akhir-akhir ini mengalami kenaikan. Banyak bahan baku yang dapat dimanfaatkan sebagai edible film diantara lain dari bahan yang berbasis karbohidrat, protein, dan lemak, Salah satu bahan yang banyak dimanfaatkan sebagai edible film berbasis protein yaitu gelatin (Tyuftin danKerry, 2021) Gelatin merupakan bahan yang dapat digunakan untuk membentuk gel secara serbaguna, gelatin dapat digunakan untuk menciptakan persepsi “lumer di mulut” (Wijayani, 2021). Peran pengaplikasian gelatin dapat digunakan diberbagai bidang antara lain makanan, farmasi, kosmetik, dan fotografi, karena sifatnya yang unik (Wang et al., 2021). Aplikasi gelatin dapat digunakan dalam pembuatan edible film, yang berfungsi untuk mengcoating makanan agar menghambat transmisi uap air, oksigen, karbondioksida, aroma dan lipid, serta terdapat bahan aktif tambahan pangan (misalnya antioksidan, antimikroba, dan flavor) (Zibaei et al., 2021). Manfaat atau keunggulan lain dari penggunaan edible film yaitu, bersifat biodegredible, dapat didaur ulang, memperbaiki sifat-sifat organoleptik makanan yang dikemas, dan dapat digunakan sebagai pengemas individu (Nurdiani et al., 2019). Gelatin yang mengandung tinggi protein salah satunya yaitu gelatin ikan, Faktor utama penggunaan gelatin ikan sebagai bahan baku produksi edible film yaitu dikarenakan gelatin ikan kaya akan kandungan glycine, proline, dan hydroxyproline sehingga lebih elastis dan mudah diaplikasikan dalam bahan pangan (Wang et al., 2021). Gelatin mempunyai karakteristik kuat Tarik (Elongation) yang tidak mudah patah, dan kemampuan anti bakteri gelatin sehingga dapat mencegah terjadinya kebusukan bahan pangan (Lv et al., 2019). Hasil pengolahan lkan menghasilkan limbah yang terbuang seperti kulit ikan yang dapat diekstrak menjadi gelatin dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film (Huang et al., 2019). Gelatin kulit ikan sebagai bahan baku pembuatan edible film memiliki kelemahan yaitu dikarenakan sifatnya yang sangat hidrofilik sehingga kualitas nilai laju transmisi uap air tinggi. Bahan baku yang memiliki sifat lebih tahan air atau hidrofobik dari gelatin ikan yaitu agar dari ekstrak rumput laut Gracilaria sp. yang dikombinasikan dengan gliserol untuk memperbaiki karakteristik edible film dengan memodifikasi jaringan polimer, sehingga dapat berperan sebagai pembentukan suatu struktur kimia yang diharapkan bisa menurunkan kualitas nilai laju transmisi uap air edible film (Setyaji et al., 2018). Badan riset dan inovasi nasional (BRIN) adalah lembaga instansi pemerintah di bidang riset dan teknologi. Instansi tersebut memiliki berbagai satuan kerja dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu bidang riset tentang teknologi dan proses pangan potensial laut. Tujuan dari bidang riset tersebut mencangkum pada 3 poin penting yaitu untuk eksplorasi material fungsional, komposisi, nutrisi, aktivitas biologi dan formulasi sumber daya laut, kemudian modifikasi nutrisi, optimasi sumber daya laut sebagai sumber pangan fungsional, dan yang terakhir yaitu teknologi pasca panen sumber daya laut. Poin tersebut mengacu pada pemanfaatan sumber daya biopolimer laut yang dapat dikembangkan menjadi produk pangan, salah satunya yaitu edible film. Edible film berbasis biopolimer laut seperti gelatin ikan dan agar harus dikembangkan guna untuk melestarikan sumberdaya laut dan menggantikan plastik sintesis menjadi bioplastic organik Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka program MBKM ini akan melakukan penelitian dengan Badan riset dan inovasi nasional (BRIN) yang akan membahas tentang pengaruh konsentrasi agar dan gelatin ikan pada pembuatan edible film, sehingga didapatkan edible film yang memiliki sifat fisik, kimia dan mekanik yang baik. Keberhasilan penelitian ini diharapkan menghasilkan plastik yang ramah terhadap lingkungan. Selain itu pemanfaatan biopolymer laut sebagai bahan baku plastik juga dapat dijadikan peluang peningkatan ekonomi para nelayan karena nilai jual ikan dan rumput laut semakin meningkat dan melestarikan hasil perikanan di Indonesia yang semakin terancam kelestariannya

Tanggal tercipta: 2023-07-26
Jenis(Tipe): Text
Bahasa: Indonesia
Pengenal(Identifier): TRUNOJOYO-MBKM-200341100029
No Koleksi: 200341100029


 Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)

 File PDF  1. TRUNOJOYO-MBKM-30193-200341100029-Kusuma Anisatul S.P_200341100029_IKL.pdf - 2493 KB


 Dokumen sejenis...



 Dokumen yang bertautan...





 Kembali ke Daftar