Penelitian ini mengkaji simbol dan makna dalam tradisi Tek Tek Kemanten sebagai bentuk identitas budaya dan penguat solidaritas sosial dalam keluarga masyarakat Madura. Tradisi ini merupakan bagian penting dari prosesi pernikahan adat yang kaya akan simbolisme, mulai dari pelaminan, busana adat, jamu kunyit asam, pisang, suara “tek-tek”, hingga ritual saweran. Penelitian menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce dengan fokus pada tiga elemen utama: representamen (tanda), objek (yang diwakili), dan interpretant (makna). Melalui metode deskriptif kualitatif dan analisis visual terhadap dokumentasi foto prosesi, penelitian menemukan bahwa simbol-simbol tersebut memiliki fungsi ganda: pertama, sebagai pengungkap identitas budaya masyarakat Madura yang menjunjung nilai kesucian, kehormatan, dan warisan leluhur; kedua, sebagai perekat solidaritas sosial antaranggota keluarga dan komunitas. Tradisi ini membentuk ruang komunikasi budaya yang memperkuat hubungan emosional dan partisipasi kolektif di tengah arus modernisasi. Dengan demikian, Tek Tek Kemanten tidak hanya berfungsi sebagai ritus transisi dalam pernikahan, tetapi juga sebagai alat pelestari nilai budaya dan penguat jaringan sosial dalam masyarakat Madura.


Deskripsi Lain

This study explores the symbols and meanings within the Tek Tek Kemanten tradition a form of cultural identity and a reinforcement of social solidarity in Madurese families. This tradition is a significant part of traditional wedding ceremonies, rich in symbolic elements such the bridal stage, traditional attire, turmeric tamarind herbal drink, bananas, the rhythmic "tek-tek" sound, and the money-throwing (saweran) ritual. Using Charles Sanders Peirce’s semiotic theory, the study focuses on the triadic relationship of representamen (sign), object (referent), and interpretant (meaning). Employing a descriptive qualitative method and visual analysis of photo documentation, the research finds that these symbols serve dual functions: first, representations of Madurese cultural identity upholding values of purity, honor, and ancestral heritage; second, mechanisms to strengthen social cohesion among family members and the broader community. This tradition creates a space for cultural communication, reinforcing emotional bonds and collective participation amidst modernization. Thus, Tek Tek Kemanten functions not only a rite of passage in marriage but also a medium for preserving cultural values and strengthening social networks in Madurese society.