Fenomena Fatherless merupakan ketidakhadiran ayah dalam pengasuhan secara fisik dan psikologis yang disebabkan oleh perceraian atau ketidak terlibat ayah dalam kehidupan sehari-hari yang masih terjadi di Indonesia, yang mana berdampak pada kondisi psikologis remaja, dalam hal menerima dan memahami diri sendiri. Dalam hal ini kesejahteraan psikologis dapat membantu remaja dalam menghadapi tekanan dan perubahan masa transisi. Self Esteem menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Self Esteem Terhadap Kesejahteraan Psikologis Pada Remaja Fatherless. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling serta menggunakan metode analisis regresi sederhana. Subjek dalam penelitian ini merupakan remaja yang mengalami Fatherless tinggal dengan orang tua tunggal (ibu). Hasil analisis menunjukkan bahwa self Esteem memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan psikologis, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05) nilai koefisien regresi sebesar 0,523 dan nilai F sebesar 36,953. Temuan ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif self Esteem terhadap kesejahteraan psikologis, yang berarti bahwa semakin tinggi Self Esteem maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis pada remaja Fatherless, sehingga bisa dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan Self Esteem demi mendukung kesejahteraan psikologis pada remaja Fatherless dalam menjalankan kehidupannya dengan tantangan tanpa ketidakhadiran figur ayah.


Deskripsi Lain

The phenomenon of fatherlessness refers to the absence of a father in both physical and psychological aspects of parenting, often resulting from divorce a father's lack of involvement in daily life. This issue remains prevalent in Indonesia and significantly impacts the psychological condition of adolescents, particularly in their ability to accept and understand themselves. In this context, psychological well-being can assist adolescents in coping with pressures and transitions during this critical phase. Self-esteem emerges a supporting factor in enhancing psychological well-being. This study aims to investigate the influence of self-esteem on the psychological well-being of fatherless adolescents. Employing a quantitative approach with purposive sampling techniques and simple regression analysis, the subjects of this research are adolescents experiencing fatherlessness who live with a single parent (mother). The analysis results indicate that self-esteem has a significant effect on psychological well-being, with a significance value of 0.000 (< 0.05), a regression coefficient of 0.523, and an F value of 36.953. These findings demonstrate a positive influence of self-esteem on psychological well-being. suggesting that higher self-esteem correlates with greater psychological well-being among fatherless adolescents. Consequently, the hypothesis of this study is accepted. Therefore, it is crucial to enhance self-esteem to support the psychological well-being of fatherless adolescents they navigate life's challenges in the absence of a father figure

• PENGARUH SELF ESTEEM DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. FORTUNE MADURA SEJAHTERA (FMS) BANGKALAN
• PSYCHOLOGICAL WELL–BEING PADA ISTRI YANG MEMILIKI PASANGAN TUNANETRA
• Self Esteem Remaja SMA jurusan IPA dan IPS dalam Interaksi Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif pada Remaja SMA Antartika Sidoarjo)
• PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) TERHADAP SELF ESTEEM SISWA
• PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PENGAMEN YANG SESUNGGUHNYA DAN PENGAMEN PENGEMIS DI BANGKALAN MADURA