Anda belum Log-in!
Silahkan Log in
Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Minggu , 24 November 2024
Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
di-posting oleh 100111100059 pada 2014-08-19 13:23:51 • 549 klik
Pengelolaan Tanah Terlantar Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
Derelict Land Management According to Government Regulation No. 11 of 2010 on the Control of Neglected And Land Reforms
disusun oleh RATIH HARUM
Subyek: | Peraturan Pemerintah Tanah Terlantar |
Kata Kunci: | Tanah Terlantar |
[ Anotasi Abstrak ]
Negara memberikan hak kepada pemegang hak atas tanah dan perlu diiringi dengan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemegang hak atas tanah. Pemegang hak atas tanah dilarang menelantarkan tanahnya. Apabila pemegang hak menelantarkan tanahnya, maka akan ada akibat hukum yang terjadi sesuai dengan ketentuan dalam UUPA. Kriteria untuk menentukan tanah telah diterlantarkan berdasarkan UUPA, Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayahgunaan Tanah Terlantar. Permasalahan yang diteliti adalah pengelolaan tanah terlantar dan status hukumnya menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayahgunaan Tanah Terlantar. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan jenis penelitian hukum normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach). Hasil dari penelitian ini Pengelolaan tanah terlantar menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 awalnya harus dilakukan identifikasi oleh Badan Pertanahan Nasional. Identifikasi dilakukan setelah 3 tahun sertifikat tanah dikeluarkan. Identifikasi tanah terlantar dilakukan oleh Panitia c yang dibentuk oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Setelah Panitia c melakukan identifikasi, apabila tanah tersebut dinyatakan terlantar maka Panitia c akan melaporkan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia memberikan surat peringatan sampai 3 kali. Apabila dalam surat peringatan yang ke 3 pemilik tanah tidak menghiraukan maka tanah tersebut akan dinyatakan terlantar. Tanah yang sudah dinyatakan menjadi tanah terlantar maka status hukumnya akan beralih menjadi milik negara secara langsung, sekaligus akan secara langsung hapusnya hak atas tanah, putus hubungan hukum, dan tanahnya dikuasai langsung oleh negara.
Deskripsi Lain
State give a right to land right holders and needs to be accompanied by an obligation that must be carried out by land right holders. Land right holders are prohibited from abandoning their land. If the right holders abandon their land, so there will be legal consequences occur in accordance with the provisions in the Basic Regulation of Agrarian. Criteria for determining the land have been abandoned by the Basic Regulation of Agrarian, Government Regulation No. 36 of 1998 and Government Regulation No. 11 of 2010 regarding Control and profit of abandon lands. Problems studied are management of abandon land and legal status according to Government Regulation No. 11 of 2010 regarding Control and profit of abandon lands. The method used is to use a kind of normative legal research to approach legislation (statute approach). The results of this study is the management of abandon land according to Government Regulation No. 11 of 2010 was originally supposed to be identified by the National Land Agency. Identification is done after 3 years issued land certificates. Identification of abandon lands done by committee c that formed by the Indonesia National Land Agency. After identifying c Committee, if the land is declared abandon so c Committee will report to the Head of the Indonesia National Land Agency. Head of the Indonesia National Land Agency gives a warning letter to 3 times. If in a warning letter 3 to the owner of the land ignored then the land will be declared abandon. Land that have been declared to be abandoned land, so the legal status will be turned into state property directly, as well as directly to the abolishment of land rights, legal breakup, and land controlled directly by the state.
Kontributor | : DR.MUFARRIJUL IKHWAN, S.H.,M.HUM ; INDAH CAHYANI, S.H.,M.H |
Tanggal tercipta | : 2014-07-10 |
Jenis(Tipe) | : Text |
Bentuk(Format) | |
Bahasa | : Indonesia |
Pengenal(Identifier) | : TRUNOJOYO-Tugas Akhir-5811 |
No Koleksi | : 100111100059 |
Ketentuan (Rights) :
2014
Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)
1. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-5811-ABSTRAK.pdf - 85 KB
2. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-5811-cover.pdf - 2903 KB
3. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-5811-BAB 1.pdf - 132 KB
4. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-5811-BAB II.pdf - 146 KB
5. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-5811-BAB III.pdf - 215 KB
6. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-5811-BAB IV.pdf - 55 KB
7. TRUNOJOYO-Tugas Akhir-5811-reference.pdf - 90 KB
Dokumen sejenis...
Tidak ada !
Dokumen yang bertautan...
- ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KABUPATEN BANGKALAN
- Pengelolaan Tanah Terlantar Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
- KEPEMILIKAN TANAH PERTANIAN SECARA ABSENTEE MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN
- Pendaftaran Hak atas Tanah secara Sistematik menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
- PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR DI KABUPATEN KEDIRI
Kembali ke Daftar