Anda belum Log-in!
Silahkan Log in

Selamat Datang di Portal Digital Content Publisher
Jumat , 03 May 2024

Perpustakaan sebagai jantung pendidikan tinggi di Indonesia, harus mampu memberi kontribusi yang berarti bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

TRUNOJOYO » KP&PKL » Manajemen Sumberdaya Perairan
di-posting oleh imam pada 2021-07-29 15:39:27  •  2380 klik

TOTAL BACTERIAL COUNT (TBC) DAN TOTAL VIBRIO COUNT (TVC) PADA SAMPEL AIR TAMBAK UDANG VANNAMEI SURYA WINDU PERTIWI (SWP) DI TRAINING CENTER DAN LABORATORIUM PT. CENTRAL PROTEINA PRIMA PAITON PROBOLINGGO
disusun oleh M. Athoillah

SubyekBACTERIAL COUNT (TBC)
TOTAL VIBRIO COUNT (TVC)
AIR TAMBAK UDANG VANNAMEI
Kata KunciBACTERIAL COUNT (TBC)
TOTAL VIBRIO COUNT (TVC)
AIR TAMBAK UDANG VANNAMEI

[ Anotasi Abstrak ]

Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan dapat meningkatkan devisa negara melalui ekspor. Tingginya permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri menjadikan Indonesia sebagai negara pengirim udang terbesar di dunia (Nuhman, 2009). Data Kementerian dan Perikanan Tahun 2015 menunjukkan bahwa produksi udang di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu sebesar 13,83%. Peningkatan terbesar terjadi pada udang vannamei yaitu sebesar 20,49%, dengan jumlah pada tahun 2014 sebanyak 411,729 ton sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 206,578 ton (Supono 2017). Udang vannamei merupakan salah satu komoditas yang sering dibudidayakan, hal ini disebabkan karena udang vannamei mempunyai keuntungan yang cukup menjanjikan. Udang vannamei memiliki keunggulan seperti pertumbuhan cepat dan ukuran panen yang seragam serta dapat dibudidayakan dengan padat tebar yang tinggi (Fuady et al., 2013). Lambatnya pertumbuhan dan turunnya daya tahan udang dapat disebabkan oleh faktor biologi, faktor kimia, dan faktor fisika. Faktor biologi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan udang diantaranya kelimpahan bakteri (Mahyudin et al., 2015). Faktor kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan udang di antaranya oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), dan amonium (NH4+). Adapun faktor fisika yang dapat mempengaruhi pertumbuhan udang di antaranya suhu dan salinitas. Menurut Hartoyo dan Anna (2018), faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan udang yaitu pemberian pakan yang overfeeding, hal tersebut dapat menurunkan kualitas air tambak sehingga meningkatkan potensi terkena penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen. Parameter biologi merupakan faktor pertama yang sangat penting untuk dapat diketahui dalam proses kegiatan budidaya. Keberadaan jumlah dan jenis plankton (fitoplankton dan zooplankton) merupakan salah satu faktor biologi penting untuk di ketahui. Utojo (2015) melaporkan bahwa fitoplankton dan zooplankton digunakan sebagai sumber utama pakan alami dalam kegiatan budidaya udang 2 vannamei. Selain dampak positif keberadaan fitoplankton juga dapat berdampak negatif untuk budidaya udang vannamei. Hal tersebut dapat terjadi apabila jumlah kelimpahan fitoplankton melebihi batas buku mutu yang telah ditentukan (Djokosetiyanto dan Sinung, 2006). Zooplankton sebagai konsumen pertama yang akan memakan fitoplankton (Nontji, 2007). Penambahan probiotik pada budidaya udang vannamei perlu dilakukan kerana dapat menjaga keseimbangan mikroba dalam pencernaan dan menekan jumlah bakteri patogen. Probiotik dapat digunakan sebagai kontrol secara biologis yang mampu mempertahankan kondisi kualitas air dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen (Rakhfid et al., 2018). Yudiati et al. (2010) melaporkan bahwa pemberian probiotik dapat menurunkan jumlah kelimpahan total bakteri vibrio, total bakteri, kadar amonia, dan bahan organik lainnya. Pemberian probiotik dilihat dari dinamika kelimpahan total bakteri masih tergolong batas normal yaitu kisaran 104 CFU/ml (Alabi et al., 1996). Penambahan probiotik mampu meningkatkan imunitas dan mengurangi prevelensi infeksi dari White spot Syndrome Virus (WSSV) (Partida et al., 2013). Selain bakteri menguntungkan terdapat juga bakteri patogen yang terdapat pada aktivitas budidaya udang vannamei. Bakteri tersebut di antaranya bakteri Vibrio sp., Aeromonas sp., dan Salmonella sp. (Sutiknowati, 2014). Bakteri vibrio merupakan bakteri penyebab penyakit vibriosis yang dapat menyerang ikan, udang, dan kerang (Elmanama, 2006). Bakteri Aeromonas sp. selain mengkontaminasi udang, juga dapat mengkontami biota perairan lain seperti ikan, kepiting, dan lobster (Sumampouw dan Risjani, 2018). Bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit, parasit, pembusukan, dan toksin bagi biota perairan termasuk udang vannamei (Suhendar dan Heru, 2007). Bakteri Salmonella sp. mempunyai korelasi positif dengan bakteri E-coli (Kunarso, 1989). Bakteri patogen yang menyerang krustasea pada umumnya adalah dari kelompok Vibrio sp., Aeromonas sp., dan Salmonella sp. (Sutiknowati, 2014). Parameter kimia juga berperan penting dalam kesuksesan budidaya udang vannamei. Parameter kimia merupakan faktor internal dalam keberhasilan bubidaya udang vannamei. Parameter kimia yang penting untuk dilakukan pengukuran yaitu oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), dan amonium (NH4+). Oksigen 3 terlarut digunakan untuk pernapasan sebagai bagian proses metabolisme yang kemudian dapat menghasilkan energi untuk pertumbuhan. Nilai optimum kandungan oksigen terlarut (DO) pada budidaya post larva udang adalah kisaran 3- 8 ppm (Fegan, 2003). Sedangkan kondisi pH yang rendah akan berpengaruh terhadap menurunnya selera makan udang dan kondisi pH tinggi akan menyebabkan kadar amonia di perairan meningkat (Putri, 2009). Syukri dan Ilham (2016) melaporkan bahwa pH dengan nilai kisaran 7,0-8,0 merupakan batas toleransi yang baik untuk udang. Kondisisi kadar amonium diperairan juga turut diperhatikan, karena apabila kadar amonium tinggi akan bersifat toksik bagi udang (Romadhona et al., 2016). Selain parameter biologi dan parameter kimia terdapat juga parameter fisika yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan budidaya udang vannamei. Parameter fisika yang penting untuk dilakukan pengukuran yaitu suhu dan salinitas. Suhu dan salinitas akan berpengaruh terhadap sistem metabolisme pada udang vannamei dan juga berpengaruh terhadap daya larut senyawa dalam air (Putra dan Manan, 2014). Haliman dan Adijaya (2004) menjelaskan bahwa suhu yang optimal untuk pertumbuhan post larva udang berkisar antara 26-32⁰C. Sedangkan nilai optimum salinitas untuk kegiatan budidaya udang vannamei adalah 15-25 pt (Soemardjati dan Suriawan, 2007). Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan udang adalah pemberian pakan yang overfeeding, karena dapat menurunkan kualitas air tambak sehingga meningkatkan potensi terkena penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen (Hartoyo dan Anna, 2018). Romadhona et al. (2016) melaporkan bahwa sebanyak 40% kandungan protein yang terdapat pada pakan udang buatan dapat berpotensi proses pembusukan bahan organik yang tidak dapat terurai dengan baik. Hal tersebut akan berdampak pada menurunnya kualitas air budidaya udang vannamei. Manajemen kualitas air dapat dilakukan apabila terjadi penyimpangan nilai optimal dari parameter kualitas air yang telah ditentukan. Training Center dan Laboratorium PT. Central Proteina Prima Paiton Probolinggo merupakan tempat untuk menganalisis kualitas air guna mendukung kegiatan budidaya perikanan. Pengelolaan kualitas air di Training Center dan Laboratorium PT. Central Proteina Prima Paiton Probolinggo dilakukan pengujian 4 parameter biologi, kimia dan fisika untuk mendukung kegiatan budidaya udang vannamei. Sampel air yang masuk merupakan sampel dari para customer PT. Central Proteina Prima untuk dilakukan analisis kualitas air tambak budidaya udang vannamei. salah satu analisis yang terdapat di Training Center dan Laboratorium PT. Central Proteina Prima Paiton Probolinggo adalah analisis Total Bacterial Count (TBC) dan Total Vibrio Count (TVC).

Kontributor: Abdus Salam Junaedi, S.Si., M.Si
Tanggal tercipta: 2021-07-27
Jenis(Tipe): Text
Bahasa: Indonesia
Pengenal(Identifier): TRUNOJOYO-KP-180351100035
No Koleksi: 180351100035


 Download File Penyerta (khusus anggota terdaftar)

 File PDF  1. TRUNOJOYO-KP-21265-180351100035-Laporan PKL 180351100035.pdf - 2240 KB


 Dokumen sejenis...

     Tidak ada !

 Dokumen yang bertautan...





 Kembali ke Daftar