Indonesia memiliki potensi wilayah lahan pertaian yang subur dan luas. Indonesia memiliki iklim tropis yang cocok untuk membudidayakan tanaman buah naga baik dataran rendah maupun dataran tinggi yang menunjukkan produktivitas yang tinggi (Setyowati 2008). Buah naga atau biasa disebut dragon fruit merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sudah lama dikenal, banyak dibudidayakan, dan diusahakan oleh masyarakat Indonesia. Tanaman buah naga sudah lama dikenal sebagai tanaman hias di Taiwan, Vietnam, bahkan di Thailand. Masyarakat Indonesia sudah lebih menggenal jenis Hylocereus undatus atau jenis buah naga putih (Kristanto 2010). Menurut Winarsih (2007) bahwa kebutuhan buah naga di Indonesia mencapai 200-400 ton/tahun, namun kebutuhan buah naga di Indonesia yang dapat terpenuhi masih kurang dari 50%. Buah naga merupakan tanaman berfamili kaktus yang mana tanaman ini mampu hidup pada kondisi lingkungan yang panas dan menghendaki tanah yang berpasir. Buah naga merah termasuk jenis buah yang banyak mengandung antioksidan dan zat antosianin. Zat antosianin adalah zat pewarna alami yang dapat memberikan warna cerah pada buah. Antioksidan dan zat antosianin dapat melindungi sel dan jaringan tubuh dari kerusakan yang diakibatkan radikal bebas. Kedua zat tersebut juga dapat membantu tubuh untuk terhindar dari resiko terkena kanker. Buah naga tidak mengandung lemak dan termasuk buah yang rendah kalori, sekitar 100 gram terdapat sekitar 60 kalori. Meskipun demikian, kandungan gizi dari buah naga cukup tinggi. Secara umum kandungan nutrisi dalam buah naga adalah Air 90.20% , Karbohidrat 11.50% , Protein 0.53% , Lemak 0.40% , Serat 0.71% , Calcium 6-10 mg/100g , Fosfor 8.70% , Vitamin C 9.40% . Buah naga juga mengandung vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan vitamin C (Pratomo 2008). Buah naga selain dikonsumsi secara langsung, buah ini juga dapat digunakan sebagai jus, manisan, dan juga selai. Buah naga berkhasiat sebagai penyeimbang kadar gula darah, penurun kolesterol, mencegah pendarahan, pelindung kesehatan mulut, dan mencegah kanker usus (Kristanto 2005). Kegiatan budidaya yang dilakukan di Indonesia sangat menguntungkan karena memberi keuntungan secara ekonomi petani, hal ini juga dapat mengurangi impor buah, atau sampai memungkinkan menembus pasar ekspor (Djamila et al. 2010 dalam Kristriandiny dan Susanto 2016). Produksi buah naga dapat ditingkatkan dengan menyediakan bibit yang berkualitas dan juga perluasan daerah pengembangan buah naga, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar. Alternatif dalam meningkatkan produksi yaitu dengan cara memperbanyak bibit buah naga. Cara memperbanyak bibit buah naga terdapat dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. PT. Agrokusuma merupakan salah satu perusahaan agroindustri perkebunan yang memiliki daya saing tinggi melalui berbagai inovasi sehingga terus berkembang. Komoditas yang dimiliki antara lain buah naga merah, buah naga kuning, buah apel, buah jeruk, buah stroberi, jambu kristal, jambu pink. PT. Agrokusuma yang berlokasi kantor pusatnya berada di Jalan Abdul Gani Atas PO. BOX 36 Batu memiliki berbagai komoditas yang berfokus pada kegiatan budidaya tanaman. Dari hal tersebut, PT. Agrokusuma merupakan pilihan yang tepat bagi penulis untuk mempelajari kegiatan budidaya tanaman buah naga merah khususnya teknik pembibitan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)

• PANEN DAN PASCAPANEN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizuz) DI PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA BATU
• PANEN DAN PENANGANAN PASCAPANEN BUAH JERUK BABY JAVA (Citrus sinensis L.) DI PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA BATU
• TEKNIK BUDIDAYA DAN PASCAPANEN STROBERI (Fragaria vesca L.) DI PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA
• BUDIDAYA DAN PENGAMATAN HAMA PENYAKIT TANAMAN JAMBU KRISTAL (Psidium guajava L.) DI PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA KOTA BATU
• TEKNIK PEMBIBITAN TANAMAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DI PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA