Pada umumnya penentuan lokasi penangkapan didasarkan pada beberapa hal seperti habitat ikan sasaran, daerah yang tepat untuk jenis alat tangkap yang dipakai dan lokasi yang relatif ekonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan rajungan dan jenis hasil tangkapan sampingan dari alat tangkap penggaruk (Dredges) pada daerah penangkapan yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Data dianalisa dengan menggunakan formulasi Swept area dan metode penentuan stasiun dengan purposive sampling method terhadap 3 stasiun. Sampel yang diambil adalah hasil tangkapan rajungan dan hasil tangkapan sampingan serta parameter tertentu dari kualitas perairan menunjukkan 7 spesies yang tertangkap yaitu rajungan (Portunus Pelagicus), kepiting (Scylla Serata), cumi-cumi (Loligo sp), ikan pari (Dasyatis sp), ikan sebelah (Psettodes Erumeri), udang lipan (Oratosquilla oratoria) dan teripang (Holothuria Scabra). Kelimpahan hasil tangkapan utama (rajungan) tertinggi terdapat pada stasiun II dengan rata-rata 1,436 Kg/Km2, sedangkan kelimpahan hasil tangkapan sampingan tertinggi ditemukan pada stasiun III dengan nilai kelimpahan rata-rata 189,66 Kg/Km2.


Deskripsi Lain

Generally, in deciding the location of catching is based on many ways such as the habitat of fish that want to catch, suitable area for tools that are used to catch and economic location. The objective study in this research to describe the greatest result of crabs and other result of catching from dredges as tool to catch in the different areas. This research used descriptive quantitative as research method. The researcher analyzed the data using swept area formula and deciding stations method with purposive sampling method toward 3 stations. Crabs are used as sample and others result of catching and also certain parameter from the water quality that shows 7 species which are caught. They are crabs (Portunus Pelagicus), crabs (Scylla Serata), squids (Loligo sp), stingrays (Dasyatis sp), flatfish (Psettodes Erumeri), shrimps (Oratosquilla oratoria) and sea cucumbers (Holothuria Scabra). The highest result of crabs is in station II with average score 1.436 kg/km2 while the highest of other result are found in station III with average score 189.66 kg/km2.

• HASIL TANGKAPAN PAYANG (DANISH SEINE) PADA LOKASI YANG BERBEDA DI SEKITAR PULAU GILI RAJA KECAMATAN BLUTO KABUPATEN SUMENEP
• STUDI HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DAN GILLNET PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA DI PERAIRAN PRAGAAN DAN BLUTO KABUPATEN SUMENEP
• STUDI ALAT TANGKAP PURSE SEINE DAN ALAT PENGGARUK DITINJAU DARI KONSTRUKSI, HASIL TANGKAP DAN ASPEK EKONOMI DI PULAU MANDANGIN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG
• STUDI HASIL TANGKAPAN DARI KRAKAT (Beach seine) DI PANTAI LEMBUNG DAN JUMIANG KABUPATEN PAMEKASAN BERDASARKAN BEDA TINGGI AIR PADA SAAT SURUT
• PENGARUH WARNA CAHAYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN UDANG

• HASIL TANGKAPAN PAYANG (DANISH SEINE) PADA LOKASI YANG BERBEDA DI SEKITAR PULAU GILI RAJA KECAMATAN BLUTO KABUPATEN SUMENEP
• KELIMPAHAN RAJUNGAN DAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN ALATTANGKAP PENGGARUK (DREDGES) PADA DAERAH PENANGKAPAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN
• STUDI HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DAN GILLNET PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA DI PERAIRAN PRAGAAN DAN BLUTO KABUPATEN SUMENEP
• STUDI ALAT TANGKAP PURSE SEINE DAN ALAT PENGGARUK DITINJAU DARI KONSTRUKSI, HASIL TANGKAP DAN ASPEK EKONOMI DI PULAU MANDANGIN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG
• STUDI HASIL TANGKAPAN DARI KRAKAT (Beach seine) DI PANTAI LEMBUNG DAN JUMIANG KABUPATEN PAMEKASAN BERDASARKAN BEDA TINGGI AIR PADA SAAT SURUT